TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut meminta masyarakat untuk tidak memilih Capres dan Cawapres yang punya rekam jejak memecah belah umat.
Pesan itu disampaikan dalam acara Tabligh Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah di Ponpes Az-Zawiyah, Garut, Minggu (3/9).
Awalnya dia mengingatkan bahwa Indonesia sekarang ini memasuki tahun politik. Masyarakat sudah mulai rame-rame bicara politik.
Untuk itu Gus Yaqut berharap semua pihak termasuk
dari Thoriqoh Tijaniyah untuk mengambil peran yang lebih besar dalam tahun politik.
"Terutama peran dalam mendamaikan umat, bukan peran yang terlibat di dalam perebutan kekuasaan."
"Tetapi bagaimana umat ini bisa tetap tenang, tetap teduh, tetap damai meskipun berbeda-beda dalam pilihannya," ujar Yaqut Cholil Qoumas dilansir dari Youtube KompasTV, Rabu (6/9/2023).
Dia juga berharap Thoriqoh Tijaniyah bisa menjadi contoh bagaimana memilih pemimpin yang baik, pemimpin yang benar-benar bisa dipercaya, dan bisa diberikan amanah untuk memimpin bangsa.
Baca juga: Siapa Arsjad Rasjid? Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
Baca juga: Arah Demokrat Usai Ditinggal Anies Baswedan, Bentuk Poros Baru atau Gabung ke Ganjar atau Prabowo?
Baca juga: Usai Ditinggal Nasdem dan Anies Baswedan, Kini Demokrat Dirayu Gerindra Hantar Prabowo Jadi Presiden
Sebab dia menyebutkan bahwa Indonesia merupakan bangsa besar yang memiliki keragaman, banyak keperbedaan.
Namun dia menyebutkan bahwa perbedaan itu dapat menjadi kekuatan.
Untuk itu dia berpeasan juga agar nantinya dalam memilih pemimpin (capres dan cawapres) dapat melihat rekam jejaknya.
"Saya berpesan kepada seluruh ikhwan dan akhwat ini agar nanti ketika memilih para pemimpin memilih calon pemimpin kita calon presiden dan wakil presiden kita dicek betul rekam jejaknya, dicek betul, jangan asal dikasih uang milih, jangan ya," tegasnya.
Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang pernah memecah belah umat.
"Harus dicek betul pernah enggak calon pemimpin, calon presiden kita memecah belah umat. Kalau punya jejak pernah memecah belah umat, jangan dipilih," ujar Yaqut.
"Kalau ada calon pemimpin memperalat agama untuk merebut kekuasaan, jangan dipilih," lanjut Menag.
Sebab menurutnya bahwa agama seharusnya melindungi kepentingan seluruh umat.