Arma lantas mencarikan imam yang bisa membantu Park Sang Hyeok untuk bersyahadat.
Di sebuah masjid di Kota Busan, tak jauh dari kampus mereka, Arma mempertemukan Park Sang Hyeok seorang imam dari Surabaya.
"Di sana langsung disyahadatkan," kenang Arma.
Setelah masuk Islam, lelaki kelahiran Korea Selatan, 15 Mei 1991 itupun berganti nama menjadi Firdaus Park.
Orang tua Arma sempat ragu
Orang tua Arma sempat ragu merestui hubungan Arma dan Park Sang.
Sebab, mereka takut jika Arma menikah dengan orang Korea Selatan tak akan kembali ke Indonesia. Hubungan mereka jadi sangat jauh.
"Karena orang tua kan khawatir. Saya cewek di sana sendiri. Jadi orangtua mikirnya juga, kalau nikah sama orang jauh enggak bakal pulang," ungkap Arma.
Park Sang Hyeok menyadari kegelisahan orang tua Arma.
Ia bersikeras menemui calon mertuanya itu, untuk meyakinkan.
"Si oppa itu maksa, minta dibawa ke orangtua. Katanya kalau enggak dibawa sekarang (momen pernikahan adik Arma) kapan lagi. Karena orangtua kamu juga butuh waktu, enggak langsung ketemu, aku yes," sebut Arma.
Tak disangka-sangka, dalam sepekan keberadaannya di Meulaboh, Park Sang Hyeok yang saat itu sudah mualaf berhasil meluluhkan hati kedua orangtua Arma.
Padahal sebelum berangkat, ibunya bilang agar Park Sang tak perlu datang menemuinya.
Tapi Park Sang bersikeras datang ke Meulaboh.
"Seminggu di sini, mamak lihat dia selalu bantu-bantu kerjaan rumah. Bantu angkat piring, cuci piring, bersih-bersih. Pas Acara si adik bantu pasang-pasang tirai Aceh," cerita Arma.