LIPUTAN KHUSUS

Rela Keluarkan Dana Cukup Besar Saat Pemilu, Caleg di Jambi Jelaskan Penggunaan Dana

Penulis: Danang Noprianto
Editor: Rahimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pemilihan legislatif.

TRIBUNJAMBI.COM - Bukan hal baru lagi bagi seorang calon legislatif jika ingin maju di pemilihan legislatif harus mengeluarkan dana.

Seorang calon legislatif dari Jambi yang tak ingin disebutkan namanya mengungkapkan secara jelas dana tersebut dialokasikan secara umum, keperluannya ada lima pengeluaran.

Pertama, akomodasi ke daerah pemilihan. Kedua, biaya kampanye, meliputi alat peraga untuk melakukan sosialisasi.

Ketiga, bantuan sosial untuk mendapatkan perhatian masyarakat.

Keempat, pengumpulan massa atau konsolidasi. Kelima, saksi untuk mengawal perolehan suara.

Seorang calon legislatif yang mengeluarkan dana sekira Rp 700 juta mengatakan secara jelas peruntukan dana tersebut, terutama untuk bantuan sosial kepada masyarakat.

"Peruntukannya banyak. Ada uang operasional, ada bantuan permintaan masyarakat, bantuan kegiatan pemuda-pemuda, contoh alat-alat yang dibutuhkan kelompok yasinan, kayak amplifier, sound system," katanya.

Menurutnya, ada juga uang yang dialokasikan untuk rapat konsolidasi, pembiayaan pengambilanan data, sosialisasi dan kampanye, baik itu pencitraan dan juga logistik lain-lain.

Secara jelas, ia menyiapkan dana untuk pengkondisian masyarakat, atau dalam bahasa lain memberikan serangan fajar kepada masyarakat. "Tentu nanti uang perkondisian masyarakat," ujarnya.

Tak tanggung-tanggung, biaya pengkondisian masyarakat ini persentasenya lebih besar dibanding dengan biaya kampanye dan lainnya.

"Pengkondisian banyak kalau 2019 kemarin 60 persen, kalau sosialiasi kemarin 40 persen (dari total Rp 700 juta lebih)," ucapnya.

Menurutnya, dalam dunia politik, terutama saat maju sebagai anggota dewan, uang itu sangat diperlukan untuk memperbesar peluang keberhasilan.

"Dalam politik uang diperluakan untuk eksistensi politik," singkatnya.

Sementara itu, calon legislatif yang berhasil duduk di DPRD Kota dengan mengeluarkan dana Rp350 juta mengatakan, setiap calon legislatif tentu sudah merencanakan dari awal kebutuhan-kebutuhan mendasar untuk sosialisasi dengan membeli bahan-bahan kontak atau alat peraga.

Kemudian juga mengadakan kegiatan dengan masyarakat, melakukan konsolidasi tim, turun ke lapangan, juga untuk saksi yang tentu semua itu butuh biaya.

"Semua caleg itu, ya, pasti mempersiapkan itu. Apalagi memang caleg itu sungguh-sungguh ingin meraih simpati masyarakat," ucapnya.

Yang terpenting, sebagai calon legislatif harus turun mendatangi masyarakat, berinteraksi dengan masyarakat, melakukan komunikasi aktif, melalui tim atau menggunakan jalur-jalur publisitas di media elektronik maupun sosial, ataupun membentuk struktur jaringan yang bisa mengampanyekan sampai tingkat akar rumput.

"Dananya tergantung kita. Kalau mau besar, bisa kita besarkan. Kalau mau sedang, bisa kita sedangkan. Kalau mau biaya rendah, kita bisa me-manage-nya dengan biaya rendah. Yang penting, bagaimana sosok caleg itu bisa diterima," jelasnya.

Ia mengungkapkan dengan mengandalkan hal tersebut, pada 2019 lalu, dirinya tidak sampai harus mengondisikan masyarakat atau melakukan serangan fajar.

"Saya tidak ada (serangan fajar), kuncinya harus banyak tatap muka dengan konstituen," ucapnya. (hasbi sabirin)

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Caleg Kota Jambi Ini Hanya Modal Rp5 Juta, Raih Suara Mengejutkan, Meski Gagal Dapat Kursi di 2019

Baca juga: Pengamat Sebut Pemilu Terbuka Baik Bagi Rakyat, Parpol dan Caleg, Tapi Buruk Bagi Oligarki

Baca juga: LIPUTAN KHUSUS Calon Legislatif di Jambi Siapkan Dana Rp 2 Miliar agar Terpilih Saat Pemilu

Berita Terkini