Kisah Sudaryanto Yanto Priyono Tinggal di Uni Soviet, Tak Mau Kutuk Bung Karno, Lawan Rezim Orba

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika berbincang dengan korban pelanggaran HAM berat peristiwa 65, Sudaryanto Yanto Priyono dan Jaroni Soejomartono, di Rumoh Geudong Kabupaten Pidie Aceh pada Peluncuran Program Pelaksanaan Rekomendasi Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran HAM Berat di Indonesia pada Selasa (27/6/2023).

"Belum tentu (mau dibawa ke Indonesia). Tapi kalau diyakinkan saya kira bisa," jawab Sudaryanto.

"Jika ingin kembali menjadi WNI, saya gembira dan kita semua saya kira gembira. Untuk menunjukkan bahwa memang negara ini melindungi warganya," balas Presiden Jokowi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sudaryanto merupakan lulusan Akademi Koperasi Semarang pada tahun 1964.

Ia pun menamatkan pendidikan doktoralnya di lnstitut Koperasi Moskow, Rusia pada tahun 1971.

Selain itu, ia juga pernah belajar di beberapa negara diantaranya Bulgaria dan Israel.

Ia bekerja di Departemen Koperasi dan Transmigrasi Indonesia selama satu tahun.

Sudaryanto juga bekerja sebagai Senior scientist di “Badan Penyelidikan Pasar dan Konjunktur”, Centrosoyuz, USSR selama 19 tahun.

Tak hanya itu, ia juga menjalami karier sebagai Dosen atau Dekan Russsian University of Cooperative jurusan ekonomi atau perdagangan internasional selama total 23 tahun.

Selain menjadi pengajar di Rusia, ia juga pernah menempati sejumlah jabatan di antaranya Senior scientist Marketing Research Laboratory of Centrcoyuz Russia, Kepala bagian hubungan International lnstitut Ekonomi dan Pendidikan Centrosoyuz, dan Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan "Ekonomi dan perdagangan International" di Moscow Cooperative University, Professor Russian University of Cooperative.

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Professor of Orel State University Russia, Vice President of "International Discussion Club of Moscow House of Friendship", Director "Centre of Indonesian-Russian Education Cooperation", Vice President of Non Commercial Organization “Makassar” Russia, Dosen di berbagai perguruan tinggi Moscow dan di kota rusia lainnya, serta Dosen pembimbing lebih dari 14 Aspiran/Pasca sarjana (PhD) Russian Cooperative University.

Tak hanya itu, ia juga pernah meraih berbagai ijazah, sertifikat, tanda penghargaan dari instansi instansi negara dan pendidikan swasta Rusia.

Ia juga pernah meraih tanda penghargaan atas prestasi dalam pengembangan sistem koperasi di Rusia serta penghargaan dari KBRI Moscow atas upaya pengembangan kerjasama Indonesia-Rusia. (tribun network/gta/wly)

Baca juga: Kisah Seorang Pengacara yang Kini Menjadi Pj Bupati Muaro Jambi

Baca juga: Kisah 50 Tahun Tak Dapat Aliran Listrik, Warga Geragai Tanjabtim Pakai Teplok, Diesel, Tenaga Surya

Berita Terkini