"Saya ingin jadi arsitek," katanya di program "Satu meja" yang ditayangkan Kompas TV, Senin (3/10/2016).
Gatot bercerita, satu hari, dirinya sudah berada di Yogyakarta dan siap mendaftar ke jurusan arsitektur di UGM.
Namun Gatot Nurmantyo teringat pesan ibunda bahwa biaya kuliah di UGM cukup menguras kas keluarga.
"Kata Ibu, semua biaya untuk kamu," ujar pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 ini menirukan pesan ibunda.
Padahal, Gatot Nurmantyo masih punya dua adik yang pasti juga ingin menimba bangku kuliah selepas SMA.
"Saya pikir, saya kok egois, akhirnya saya teruskan ke Semarang (untuk mendaftar ke Akmil)," ungkap Gatot Nurmantyo.
"Jadinya arsitek tentara sekarang," kata Gatot Nurmantyo.
Baca juga: Kata Kapolres Yapen Soal Kabar Warga Mengungsi ke Hutan Akibat KKB Papua: Jangan Mudah Terprovokasi
Karier Militer
Dinas pertamanya sebagai Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam II/Slw.
Selama beberapa tahun, Gatot Nurmantyo dikirim ke Papua sebagai Komandan Kodim, antara lain Dandim 1707 Merauke, kemudian Dandim 1701 Jayapura.
Jabatan teritorial yang pernah dijabat oleh Gatot Nurmantyo yakni Komandan Korem Suryakencana dan Panglima Kodam Brawijaya.
Kariernya terus menanjak hingga menjadi menjadi Gubernur Akmil pada tahun 2010.
Kemudian pada tahun 2014, Gatot resmi menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Puncak kariernya yaitu menjadi Panglima TNI pada usia 55 tahun menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna bakti.
Ia menjadi Panglima TNI ke-16 yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (8/7/2015)).
Pelantikannya sesuai dengan Keppres Nomor 49/TNI2015 tertanggal 6 Juli 2015.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Satpol PP Merangin akan Tertibkan PKL yang Berjualan di RTH
Baca juga: Syahnaz Takut dengan Mertua, Ketahuan Jarang Layani Jeje Govinda
Baca juga: Daftar 12 Aplikasi Palsu Chat GPT Open AI di Android dan iOS, Harus Dihapus, Cara Buat Akun Pemula