Pemilik Akun TikTok Dilaporkan

Komnas PA Temui Kapolda Jambi Terkait Pemkot Jambi Polisikan Siswi SMP

Penulis: Aryo Tondang
Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait temui Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono terkait kasus pengaduan polisi oleh Kabag Hukum Pemkot Jambi, Gempa Awaljon terhadap SFA (15).

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait temui Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono terkait kasus pengaduan polisi oleh Kabag Hukum Pemkot Jambi, Gempa Awaljon terhadap SFA (15).

Arist Merdeka Sirait datang bersama rombongan dan melakukan audiensi dengan Kapolda Jambi, untuk memperjelas status pengaduan polisi yang dilakukan oleh Pemkot Jambi.

"Dan setelah bertemu, Kapolda Jambi mengatakan pengaduan tersebut tidak dilanjutkan ke jalur hukum, atau resmi dicabut," kata Merdeka, saat diwawancarai media di Loby Mapolda Jambi, Rabu (14/06/2023) sore.

Ia mengatakan, pengaduan tersebut memang sudah sepantasnya tidak dilanjutkan atau diproses, karena SFA merupakan seorang anak yang menyuarakan keadilan terhadap neneknya, atas ulah perusahaan yang menyebabkan kerusakan rumah yang mereka tinggali.

"Artinya tidak ada kriminalisasi terhadap SFA. Dan pak Kapolda menjelaskan akan hati-hati dengan kasus yang berkaitan dengan anak," katanya.

Baca juga: Nenek Hafsah vs PT RPSL, Materi Kritik Siswi SMP yang Berujung Laporan oleh Pemkot Jambi

Baca juga: Fakta Lapangan di Balik Viralnya Siswi SMP Kota Jambi dan Rumah Nenek Hafsah yang Rusak

Merdeka Sirait mengatakan, pihaknya tidak menemukan adanya orang di balik kritikan yang dilakukan oleh SFA ke pada Pemkot Jambi.

Ini, katanya murni pendapatnya terkait apa yang dialami oleh neneknya

"Itu yang saya gali, kan beredar ada orang di balik SFA ini, ternyata gak ada, itu murni inspiratif dari SFA mengeluarkan pendapatnya menyangkut tentang neneknya, tetapi kan berimbas pada lingkungan sosial, membuat orang tersinggung, karena ada kata-kata iblis dan firaun," sebutnya.

Merdeka menjelaskan, kata iblis dan firaun itu tidak ditujukan pada seseorang, melainkan pada sebuah kebijakan.

"Coba Cek, dia tidak mengatakan bahwa satu orang itu iblis dan firaun, tetapi kebijakan itu bisa membuat Jambi itu seperti firaun dan iblis," tegasnya. (Tribunjambi.com/Aryo Tondnag)

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Rumain Warga Sarolangun Peserta BPJS Kesehatan: Pelayanan Program JKN Meningkat Jauh Lebih Baik

Baca juga: Tanjab Timur Jambi Masih Kekurangan 1.800 Guru dan Tenaga Kesehatan

Baca juga: Daftar 5 Cawapres Anies Baswedan Versi Chat GPT Open AI, Mulai dari Menteri Hingga Ketum Parpol

Berita Terkini