Di Madura, ada tradisi "Slemetan" sebelum dan sepulang "naik haji. "
Tradisi tua itu, sekaligus mengabarkan dan meminta restu keluarga, kerabat, dan tetangga sekampung.
Tradisi inilah mengonfirmasikan, kenapa di Madura, Lebaran Idul Adha selalu lebih ramai dari Lebaran Idul Fitri.
Dzulqaedah jadi momen melepas dan mengantar keluarga berhaji.
Sedangkan Dzulhijjah, bulan ke-12 tahun Hijriyah, jadi momen menunggu kepulangan jamaah haji.
Di pulau timur Jawa itu, acara ini dikenal dengan nama "Toron ajji" (turun haji atau datang dari Tanah Suci)."
Karena itu, ketika "toron ajji", maka para towan disambut bak orang penting.
Prosesi ini disebut "ngamba ajjiyan" (menunggu haji).
Prosesi ini adalah kelanjutan dari "ngater ajjiyan" (mengantar haji) yang dilakukan sebelumnya.
Dalam dua prosesi tradisional itu, orang-orang Madura terutama dari desa berbondong-bondong untuk mengiringi pergi dan kembalinya para haji.
Setiap haji disambut ratusan penjemput dalam konvoi meriah lengkap dengan nyanyian shalawat plus tetabuhan hadrah di atas mobil terbuka.(thamzil thahir)
Baca juga: Nilainya Hampir Rp100 Miliar, Nilai Aset di Kasus Pencucian Uang Rafael Alun
Baca juga: Rebutan Sumur Migas dan Tapal Batas Tanjabbar-Tanjabtim, Akhirnya Ada Empat Poin Kesepakatan