“Pada saat itu saudara menerima dalam bentuk rekaman saja atau termasuk DVR nya?” tanya ketua hakim.
Baca juga: Rekaman CCTV Diputar di Sidang, Bharada E Tersudut, Sambo Ucap Terimakasih dan Ingin Hakim Objektif
“Flasdick saja Yang Mulia, tidak ada DVR nya,” jawab Heri.
Terkait CCTV yang berada di lantai dua dan tiga, Heri mengaku tidak mengetahui keberadaan rekaman CCTV tersebut.
“Kan itu ada CCTV di lantai berikutnya di lantai dua dan tiga, saudara tidak mendapatkan rekamannya?” tanya ketua hakim.
“Tidak Yang Mulia karena semua barang bukti dikirim dari penyidik Yang Mulia,” ujar Heri.
“Saat itu saudara mendapatkan kapan?” ujar ketua hakim.
“Untuk rekaman ini kami baca kembali tanggal 24 Juli, Yang Mulia,” ujar Heri.
Baca juga: Ketua Apsifor Beberkan Kepribadian Ferdy Sambo Pada Sidang Pembunuhan Brigadir J
Heri mengaku tidak mendapatkan hasil rekaman CCTV yang sudah tidak utuh seperti di kediaman Ferdy Sambo kawasan Duren Tiga.
“Saudara hanya mendapatkan itu saja? tidak mendapatkan utuh seperti yang Duren Tiga tadi?” tanya ketua hakim.
“Tidak Yang Mulia,” kata Heri dikutip dari tribunnews.com.
“Gimana saudara mau kalibrasi? sehingga ada kemungkinan lantai dua lantai tiga tercecer di penyidik,” ujar ketua hakim.
Seperti diketahui, meninggalnya Brigadir Yosua awalnya dikabarkan setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E pada 8 Juli 2022 lalu.
Brigadir Yosua dimakamkan di kampng halaman, yakni Sungai Bahar, Jambi pada 11 Juli 2022.
Belakangan terungkap bahwa Brigadir Yosua meninggal karena ditembak di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta.
Dalam perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir Yosua menyeret Ferdy Sambo yang merukan eks Kadiv Propam dan istri, Putri Candrawati.