TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Bertempat di Ballroom Swissbel Hotel Jambi, telah dilaksanakan Training of Trainer Sobat Sikapi, yang digagas Departemen Literasi dan Edukasi Keuangan (DLEK) OJK Pusat.
Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata dalam sambutannya mengatakan, sesuai dengan Undang-Undang No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, salah satu tujuan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah agar keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, OJK di antaranya memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya demi meningkatkan inklusi keuangan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Jambi.
“Perkembangan Sektor Jasa Keuangan saat ini, baik Perbankan, Industri Keuangan Non Bank (IKNB, red) dan Pasar Modal, berkembang sangat pesat dan terintegrasi, melewati batas-batas negara. Beragam produk dan layanan keuangan ditawarkan kepada masyarakat. Disisi lain, masyarakat belum sepenuhnya memahami produk dan layanan tersebut. Sehingga, produk-produk tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan,” kata Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata kemarin (4/8/2022).
Dikatakannya, selain itu, seringkali terjadi perselisihan di atara lembaga jasa keuangan dengan nasabah yang merasa dirugikan, baik itu akibat kurangnya penjelasan yang diberikan, ataupun karena ketidakpahaman masyarakat itu sendiri akan produk yang dibelinya. Bahkan, tak sedikit pula masyarakat yang menjadi korban tawaran investasi dari pihak yang tidak memiliki ijin dari otoritas yang berwenang.
Sebagaimana hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK yang dilakukan secara nasional pada tahun 2019, kondisi masyarakat Indonesia dapat dikatakan memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang cukup rendah. Tingkat literasi keuangan (pemahaman terkait produk dan jasa keuangan) masyarakat Indonesia sebesar 38,03 persen yang meningkat dari tahun 2016 yaitu sebesar 29,7 persen.
“Analoginya, dari 100 orang masyarakat Indonesia, baru 38 orang yang memiliki paham terkait produk dan jasa keuangan. Sedangkan tingkat inklusi keuangan (akses keuangan dan pemanfaatan produk / jasa keuangan, red) masyarakat, yaitu pemanfaatan produk dan layanan yaitu 76,2 persen.Analoginya, dari 100 orang masyarakat Indonesia, baru 76 orang yang telah memanfaatkan Produk dan Jasa Keuangan. Dari hasil survei diatas, terdapat anomali, dimana lebih banyak masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan, namun belum memahami terkait manfaat dan risiko dari penggunaan produk dan jasa
keuangan tersebut,” terangnya.
Inklusi keuangan (Financial Inclusion) menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mendukung pembangunan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Melalui peraturan ini Presiden menargetkan keuangan inklusif secara nasional pada tahun 2024 sebesar 90 persen. Indeks literasi keuangan Provinsi Jambi sebesar 35,17 persen dan untuk inklusi keuangan tercatat sebesar 64,83 persen. Hal ini menunjukan bahwa deviasi (gap) yang cukup besar yang artinya diperlukan strategi dalam mengedukasi masyarakat secara berkelanjutan.
“Hal tersebut menjadi salah satu latar belakangnya diselenggarakannya kegiatan ini. Sobat Sikapi merupakan infrastruktur sumber daya manusia yang dipersiapkan sebagai pelaksana kegiatan edukasi keuangan dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.
Pelaksanaan kegiatan edukasi keuangan ini dilakukan melalui program ToT bagi mahasiswa Perguruan Tinggi. Program ini dibuka kepada seluruh Pemuda dan Mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia yang mempunyai minat yang sama dan komitmen untuk membangun negeri melalui pemahaman keuangan yang baik.
Sedangkan training of community (ToC, red) adalah kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam suatu komunitas tertentu mengenai pengelolaan keuangan, produk dan jasa keuangan serta lembaga jasa keuangan dan selanjutnya akan dilakukan Monitoring dan Evaluasi Sobat SIKAPI (Tatap Muka dan Daring, red) dan Pendampingan Komunitas (Tatap Muka, red),” urainya.
“Kami berharap, melalui rangkaian kegiatan ini dapat mengedukasi peserta ToT dan ToC yang nantinya kami harapkan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sekaligus dapat menyebar luaskan wawasan dan pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan ini kepada keluarga dan masyarat sekitarnya,” jelas Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata.
Di samping itu, dengan kegiatan Sobat Sikapi ini yang dikonversi sebagai kegiatan magang mahasiswa dapat mendukung prestasi perkuliahan peserta ToT juga kesiapan diri dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat serta dunia kerja.Terlebih mulianya juga untuk mendampingi peserta ToC agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat dalam mengelola keuangan keluarga atau usaha demi membentuk kesejahteraan.
“Terima kasih kami ucapkan kepada DLIK yang sudah memilih kami di Provinsi Jambi sebagai salah satu pilot project Sobat Sikapi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada Universitas Jambi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sudah bersedia bekerja sama dengan kami untuk menjadi peserta ToT Sobat Sikapi. Harapannya baik peserta mahasiswa/i yang menjadi trainers yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan manfaat mengenai pengelolaan keuangan, produk dan jasa keuangan serta lembaga jasa keuangan. Semoga dengan adanya kegiatan ini tentunya dapat meningkatkan pemahaman keuangan yang lebih baik lagi bagi masyarakat sehingga meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat khususnya Provinsi Jambi,” ujarnya.
Sementara, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Pusat, Horas V.M. Tarihoran menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan amanat yang diberikan kepada OJK, selain mengatur dan mengawasi industri keuangan pihaknya pun diberikan amant untuk memberikan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat. Caranya, dengan melakukan edukasi kepada masyarakat tentang produk-produk keuangan yang ada dimasyarakat.
“Tapi kami juga bisa menggunakan dengan tujuan yang jelas, seperti investasi bodong, pinjol dan sebagainya. Disini kita mengenalkan produk lembaga dan jasa keuangan yang benar dan terjangkau oleh masyarakat. Ini kita sesuaikan dengan partisipan kita yaitu ibu-ibu rumah tangga, maka produk yang kita kenalkan sekiranya cocok dengan kebutuhan ibu rumah tangga,” ujar Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Pusat, Horas V.M. Tarihoran.
Dirinya pun mengundang PT. Pegadaian bagi ibu rumah tangga yang ingin berinvestasi dengan murah dan aman, serta Bank Jambi bagi ibu rumah tangga yang ingin melakukan pembiayaan usaha, dengan.
Karena di Bank Jambi memiliki Kredit Anti Rentenir (KAR) yang bunganya rendah. Namun kegiatan yang dilaksanakan bukanlah kunjungan satu kali kegiatan edukasi, pihaknya pun melibatkan mahasiswa, agar dalam pendampingan sehari-hari tenatang bagaimana ibu rumah tangga ini mengelola keuangan ini akan dibantu oleh mahasiswa.
“Nanti akan dibimbing oleh mahasiswa bagaimana menetapkan tujuan keuangan ibu rumah tangga. Untuk menentukan produk keuangan apa yang pas bagi ibu rumah tangga tersebut. Antara pengetahuan dan skil kita gabung jadi satu, dan kita beraliansi dengan Perguruan Tinggi supaya nanti pilot project ini bisa kita jadikan sebagai program yang bisa digunakan secara terus menerus, dan akan kita link-kan dengan program Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan. Kalau mahasiswa ini magang dikantor kan keterbatasan tempat, kalau magang diprogram ini bisa 30 orang sekaligus, jadi bahan penelitian mahasiswa,” bebernya.
Dipilihnya Jambi dan NTB dalam pilot project Sobat Sikapi karena tingkat literasi masyarakat yang masih rendah, padahal tingkat inklusi masyarakt cukup tinggi. Dengan mengundang 150 peserta yang mayoritas ibu rumah tangga, nantinya para peserta dapat membagikan ilmu yang didapat kepada keluarga dan tetangga.
“Semakin menyebar informasinya maka makin mempercepat peningkatan literasi masyarakat, supaya bisa mengejar tingkat inklusi yang sudah tinggi. Berbeda dengan Provinsi NTB, diprovinsi ini tingkat literasi dan inklusinya sama-sama masih rendah, kalau di Jambi malahan tingkat inklusinya yang tinggi,” tandasnya.
Dalam kegiatan turut hadir Dirut Bank Jambi Yunsak El Halcon, VP PT. Pegadaian (Persero) Area Jambi-Bengkulu Al Manfaluthy, Sekretaris Pengurus Koperasi LKMS Pandok Pesantren As’ad Najla.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Tonton Video Polisi Asal Jambi Tewas Ditembak di Jakarta, Kondisinya Tragis
Baca juga: Dugaan Korupsi Jalan Padang Lamo di Tebo Lanjut ke Meja Hujau, JPU Bacakan Dakwaan
Baca juga: Keluarga Bocah Tewas di Septic Tank Diminta Uang Autopsi, Ini Kata Polisi
Baca juga: Pemkab Batanghari Buka Uji Kompetensi, Sekda: 13 Eselon II Ada Potensi untuk Dirotasi