Berita Jambi

Geruduk Gedung DPRD Provinsi Jambi, Ratusan Mahasiswas Demo Minyak Goreng Mahal dan PETI

Penulis: Monang Widyoko
Editor: Rian Aidilfi Afriandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan mahasiswa gabungan melancarkan aksi unjuk rasa akibat tingginya minyak goreng di Gedung DPRD Prrovinsi Jambi, pada Selasa (22/3/2022).

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ratusan mahasiswa gabungan melancarkan aksi unjuk rasa akibat tingginya minyak goreng, pada Selasa (22/3/2022).

Aksi ini awalnya dilakukan di Simpang Empat BI Telanai Pura. Kemudian mereka melakukan longmarch hingga ke Kantor DPRD Provinsi Jambi.

Tak puas karena dewan tak ada di Gedung DPRD Provinsi Jambi, mereka pun pindah ke Kantor Gubernur Jambi.

"Daerah kita menjadi produksi minyak paling besar, tapi pemerintah malah membuat harga minyak semakin tinggi," kata salah satu Orator aksi.

Dalam aksi tersebut mereka menuntut, ketersediaan dan stabilitas harga minyak goreng di Provinsi Jambi.

Kemudian juga mereka menuntut persoalan pembangunan dan pengentasan kemiskinan di daerah terisolir. Penolakan terhadap Pertambangan Tanpa izin (PETI)

Selain itu mereka menuntut implementasi program Jambi Mantap 20212024 dan Aktualisasi penanganan kesehatan dan kesejahteraan.

Selanjutnya, Rio salah satu orator mengatakan, sejak puluhan tahun pelaku PETI tak bisa dituntaskan.

"PETI saja tak mampu dibereskan, kami hadir menyuarakan apa yang dia rasakan masyarakat," kata dia.

Dalam orasinya, Rio menyampaikan penegak hukum dan Pemerintah hanya berdiam diri dengan aksi PETI yang sudah puluhan tahun tapi tak dibasmi.

Padahal aktivitas ini merusak lingkungan, mencemari lingkungan dan mengganggu ekosistem serta kesehatan masyarakat.

"Kami tidak akan diam dengan pelaku peti ini, makanya kami menanyakan kenapa ini dibiarkan oleh pemerintah," jelasnya.

Kemudian Gubernur Jambi Al Haris menemui para pendemo dengan didampingi oleh Kapolresta Jambi serta Kasat Pol PP Provinsi Jambi.

Di depan Gubernur Jambi Al Haris, pendemo minta kepada pemerintah untuk menutup 100 persen PETI.

"Kita minta tutup peti seratus persen, karena sesungguhnya ini yang merusak sampai saat ini," kata orasi.

Halaman
12

Berita Terkini