Tim Roadmap Pendidikan Inklusi UIN STS Jambi Kunjungi MAN 2 Sleman

Penulis: Fitri Amalia
Editor: Rahimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Roadmap pendidikan inklusi UIN STS Jambi saat mengunjungi MAN 2 Sleman.

TRIBUNJAMBI.COM - Tim Roadmap pendidikan inklusi UIN STS Jambi mengunjungi MAN 2 Sleman.

Tim yang berkunjung terdiri dari Ridwan (KAPRODI PIAUD dan Psikolog) dikomandoi ketua LP2M, Ayub Mursalin beserta anggotanya terdiri dari Abid, Fridi, Ridwan dan Yori.

Kedatangan tim roadmap langsung disambut Kepala MAN 2, Wahdan Zani beserta para majelis guru dan siswa.

Ridwan menyampaikan Wahdan menyambut baik kedatangan tim yang kesemuanya dari UIN STS Jambi.

"Kami sangat terbuka dan menghormati siapapun yang berkunjung ke madrasah kami," ujar Wahdan.

Wahdan bilang, pendirian MAN 2 Sleman sebagai madrasah inklusif didasari atas niat yang tulus serta tekad yang kuat untuk memberikan pendidikan yang sama kepada anak disabilitas.

Satu hal yang mesti kita perkuat adalah komitmen dan keikhlasan dalam menjalankan misi mulia ini.

Wahdan tidak sendiri, beliau didampingi oleh dua guru pendamping khusus dari MAN 2 Sleman, yakni Suratini dan Anaes.

Disamping itu ada juga satu guru pembimbing yang diperbantukan oleh dispora turut hadir.

Suratini mengungkapkan setelah menjadi guru pendamping khusus, tidak lama kemudian mendapatkan panggilan mengikuti diklat dan ToT untuk mendapatkan pengetahuan penyelenggaran Pendidikan inklusif pada madrasah.

Layanan Pendidikan inklusif sendiri dimulai dengan identifikasi, assesment (Assesment dilakukan oleh tenaga ahli baik dokter atau psikolog).

Di mana, hasil assessment menjadi penentu apakah anak yang telah diidentifikasi tersebut berkebutuhan khusus atau tidak untuk kemudian dibuatkan profil PDBK.

"Berdasarkan profil itulah guru bersama GPK merancang Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai langkah mengintervensi layanan kebutuhan anak secara bertahap dan tepat sasaran," jelasnya.

Untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pihak pemerintah daerah telah menyediakan layanan assessment secara gratis mengingat biaya assessment untuk siswa berkebutuhan khusus relatif mahal. Layanan tersebut ada di Pusat layanan Autis DIY yang bertempat di Sentolo Kulon Progo.

"Madrasah kita terdiri dari 3 jurusan, yakni MIPA, IPS dan Keagamaan serta menampung paling tidak disetiap kelasnya ada 2 atau 3 anak disabilitas yang terdiri dari anak yang mengalami hambatan penglihatan / difabel netra, dan difabel fisik. Hal ini mengingat kemampuan dan SDM yang kita punya, agar proses pembelajaran berjalan efektif," jelas Anaes.

Halaman
12

Berita Terkini