TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Kebutuhan Ikan di Pasar Sarolangun terbilang cukup tinggi namun
sebagian besar disuplai dari Sumateta Selatan dan Sumatera Barat.
Dinas Perikanan dan Peternakan Sarolangun Dulmuin, mengatakan kebutuhan ikan mencapai 2 ton ikan per harinya.
Sedangkan produksi ikan oleh petani ikan masih rendah, dikarenakan keterbatasan lahan untuk budidaya.
"Petani kita belum siap untuk mensuplai pasar di Sarolangun, yang di butuhkan masyarakat itu sekitar 2 ton ikan per harinya," ungkapnya, Senin (17/1/2022).
Pelaku budidaya ikan yang berada di Kabupaten Sarolangun hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya saja.
"Bukan tidak ada budidaya, cuma hanya dijual di sekitarnya saja. Sehingga tidak sampai untuk disuplai ke pasar Sarolangun," katanya.
Untuk meningkatkan produksi ikan, ia mengatakan, pihaknya akan menjalinkan kerjasama dengan Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Pasalnya saat Balai Pembenihan Ikan (BPI) masih terkendala lahan budidaya ikan.
"Contohnya seperti di Limun, kita ketahui bahwa airnya sudah tidak bagus lagi untuk budidaya ikan. Karena sudah tercemar oleh tambang ilegal," sebutnya.
Lanjutnya, lima kolam pembesaran ikan sudah tidak berfungsi lagi, dikarenakan kerusakan atau sudah banyak yang jebol dan belum diperbaiki hingga sekarang.
"Jadi ini menjadi kendala kita saat ini, kolam yang ada tidak bisa diandalkan lagi. Banyak tanggul yang jebol," ujarnya.
Dia menambahkan, pihaknya akan bekerjasama dengan Balai Pembenihan Air Tawar (BPAT), agar dapat membantu UPR yang ada di Sarolangun.
"Nanti akan kita temui BPAT, kalau saja ada bantuan benih ikan untuk UPR-UPR yang ada di Sarolangun," tutupnya.
(Tribun Jambi / Rifani Halim)
Baca juga: Pencegahan Stunting di Kabupaten Sarolangun Masih Tergolong Lemah, Ini Penyebabnya
Baca juga: Penjual Durian di Sarolangun Mulai Sepi, Pengaruh Musim Panen di Musi Rawas