Berikutnya, mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tetapi ternyata hasilnya kembali lumayan.
Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia.
Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP, yang bertetangga dengan Warkop.
//
Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat Rp 250.000.
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan plesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota).
Pengambilan nama DKI karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri.
Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors.
Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.
Itu sekelumit sejarah dari Warkop DKI, Dono, Kasino dan Indro, grup komedian legendaris.
Bila kangen lawakan original Warkop DKI, itu masih bisa disaksikan di Youtube. (Tribunjambi.com)
(Tribunjambi.com/sud)
Baca juga: Lawakan Kasino Warkop DKI Bikin Ngakak, Sarjana Universitas Indonesia yang Suka Sayur Lodeh
Baca juga: 5 Personel Awal Warkop DKI, Mengapa Rudy Badil dan Nanu Mulyono Keluar Akhirnya Terjawab
Baca juga: Siapa Sebenarnya Titi Kusumawardhani, Istri Dono Warkop DKI yang Jarang Diketahui Orang