Perkembangan startup ini juga tidak terlepas dari jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar sebagai konsumen.
Menurut data dari Internetworldstats, pengguna internet di Indonesia sebanyak 212,35 juta.
Perusahaan startup ini memberikan solusi atas berbagai kebutuhan, seperti transportasi, keuangan, dan jasa lainnya.
Pengguna internet ini ada yang menjadi konsumen, ada juga yang menjadi penjual, atau kedua peran itu di berbagai startup.
Misalnya di Bukalapak dan Tokopedia, masyarakat bisa berjualan di sana, dan bisa sekaligus pembeli untuk produk dari penjual lainnya.
Jumlah startup di Indonesia sudah 2.229 pada April 2021, dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peringkat kelima jumlah startup terbanyak di dunia.
Namun tidak semua startup di Indonesia mampu bertahan atau berhasil.
Alasan startup yang tidak mampu bertahan atau tidak berhasil ini tidak terlepas dari ketidakmampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi terkini.
Selain itu juga faktor pesaing yang semakin banyak, dan tren bisnis yang selalu berubah dari masa ke masa.
Supaya startup bisa tetap bertahan, maka harus mampu untuk mengikuti perkembangan pasar secara terus menerus.
Misalnya Startup Tokobagus (kini jadi OLX) yang dulunya sangat terkenal, kini mulai ditinggalkan oleh penggunanya.
Di situs ini dulunya orang bisa memajang produk yang akan dijualnya, termasuk barang-barang yang tidak lagi dipakai alias barang bekas.
Rupanya e-commerce lain hadir dengan memanfaatkan konsep itu, dan menggunakan teknologi yang lebih maju.
Di Tokobagus dulunya orang hanya bisa melihat barang tapi transaksi harus offline, sementara di Bukalapak dan Tokopedia kini orang juga sudah bisa membeli langsung.
Ada lagi Valadoo, situs e-commerce di bidang perjalanan wisata yang berdiri tahun 2010.