Bagi Uni Soviet, intervensi di Afghanistan ini terbukti sangat mahal dalam banyak hal, salah satunya adalah jumlah korban tewas di antara para prajurit militernya.
Baca juga: Emosi Pengendara yang Diminta Putar Balik di Bogor, Ngaku Asisten Pejabat hingga Tetangga Bupati
15.000 tentara tewas
Walaupun tidak pernah merilis angka resminya, namun berdasarkan sumber dari intelijen AS, diperkirakan 15.000 personel militer Uni Soviet tewas di Afghanistan medio 1979 hingga 1989.
Selain itu, Uni Soviet juga kehilangan 451 pesawat terbang, 147 tank, 1.314 kendaraan lapis baja, 433 senjata artileri, dan 11.369 truk.
Sementara di sisi Afghanistan, kehancuran dan korban jiwa jauh lebih besar. Jumlah warga sipil yang tewas diperkirakan antara 562.000 hingga 2 juta orang.
Pada dekade 1980-an, separuh jumlah pengungsi di seluruh dunia berasal dari Afganistan.
Akhirnya, pada 1988, Uni Soviet memutuskan untuk keluar dari penderitaan itu.
Baca juga: Sulawesi Selatan Berduka, AGH Sanusi Baco Sahabat Gus Dur Meninggal 15 Mei 2021
Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev melihat intervensi di Afghanistan menguras keuangan negeranya.
Selain itu, warga Uni Soviet sudah lelah dengan perang yang disebut orang Barat sebagai Vietnam-nya Uni Soviet itu.
Namun, mundurnya pasukan Uni Soviet tak berarti perang berakhir di Afghanistan.
Para pemberontak mujahidin kemudian berperang melawan pemerintah dan berhasil menggulingkan Mohammad Najibullah pada musim semi 1992. (*)
SUMBER : Kompas.com/Tribun-Timur.com /Penulis: Desi Triana Aswan