Mutiara Ramadan

Take and Give dari Cahaya Ramadhan

Editor: Deddy Rachmawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustaz Fajri Al Mughni, Lc, MUd Dosen IAI Nusantara Batanghari

Atau kedua, bulan Ramadan lewat dan berlalu begitu saja tanpa mendapatkan kebekahan darinya? Kemudian berandai-andai akan bertemu dengan Ramadan berikutnya? Jangan, sesekali janganlah berandai-andai dalam berbuat ketaatan.

“Pahala adalah sebuah kepastian, dan segala kebaikan merupakan jelmaan darinya. Jika tidak karena Tuhan, manusia tidak akan tunduk meski dengan kesulitan”.

“Kesenangan dunia adalah ujung tombak keingkaran. Ingkar kita, sengsara selamanya. Surga royyan merupakan capaian, dan bulan ramadhanlah sebagai keran pembukanya”.

“Pahala merupakan hal yang pasti, meski ia bersumber dari kebaikan sebesar atom. Dosa juga tidak kalah konkritnya, walaupun keburukan yang dilakukan tidak lebih besar dari debu”.

Baca juga: Pengakuan Imam Salat Subuh yang Ditampar Pria Tak Dikenal, Saat Itu Lagi Baca Doa Qunut

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Zaid bin Tsabit Sang Penghimpun Al-Qur’an

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Saat Hafalan Hadis Abu Hurairah Diuji Tidak Lupa Satu Kata Pun

Baca juga: Mutiara Ramadan - Pilih Berkah atau Bahagia ?

“Terkait pahala dan dosa, kelak bumi akan bersaksi dan berkisah serta mengabarkan tentang setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Mendengarkan bumi berkisah, manusia khidmat memperhatikan kisah sang bumi”.

Jika begitu pasti kejadiannya, mengapa cahaya Ramadan kita redupkan? Perlu diingat, cahaya ramadhan akan selalu memancar, hanya saja anehnya manusia itu sendiri yang mengelak darinya.

Belum terlambat, sama sekali belum.

Ramadan masih ada, memang sudah diujung, tapi ketahuilah bahwa makin ke ujung, cahayanya semakin terang. Mari kita gapai, raup keberkahan sebanyak-banyaknya, mainkan ibadah kita secantik-mungkin, agar bersama-sama mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah. Amiin.(*)

Berita Terkini