Adi pun menyebut satu di antaranya adalah sosok Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.
Lebih lanjut, Adi mengatakan, jatah menteri dari partai politik tidak mungkin dikurangi.
Baca juga: Jozeph Paul Zhang Ketakutan Jadi Buronan Polisi, Kini Menghilang Usai Ngaku Nabi ke 26
Menurutnya, jika ada satu menteri dari partai politik yang di-reshuffle, maka wajib memasukkan kembali jatah menteri dari partai politik lainnya.
"Haram hukumnya mengurangi jatah menteri dari partai politik, iya benar (kalau keluar satu partai politik, harus masuk satu)," ungkap Adi.
Ia pun tak menampik ada desas-desus Partai Amanat Nasional (PAN) akan masuk ke dalam kabinet.
Kabarnya, sosok dari PAN ini dikaitkan dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) dan Kementerian Perhubungan.
"Kalau melihat gosip-gosip dari A1, yang datang dari tim sukses Joko Widodo kemarin kan dikaitkan dengan dua kementerian, PMK dan Kementerian perhubungan."
"Tapi sekali lagi, soal masuknya PAN ke koalisi ini bukan hanya bagaimana politik akomodasi gotong royong."
"Tapi juga harus dikomunikasikan dengan para ketua umum partai politik yang bersangkutan," jelas Adi.
Untuk itu, ia hanya memprediksi masuknya PAN dalam Kabinet Indonesia Maju sebanyak 50:50.
"Cukup mungkin kalau tingkat possibilitynya fifty-fifty."
"Itu jawaban paling aman, kalau bicara pasti takut ngga jadi nanti dikira saya bohong," katanya.
Nama-nama Calon Menteri Bersaing Ketat
Sebelumnya, Adi mengatakan, nama-nama calon yang diprediksi menempati posisi sebagai menteri bersaing dengan ketat.
Terlebih, jika yang direshuffle hanya dua pos kementerian.