Kisah Militer RI

KALA Dunia Tercengang Gegera Aksi Kopassus yang Cuma 3 Menit Bebaskan Sandera Pesawat di Thaliand

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kopassus saat pembebesan sandera di pesawat

TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah ini menjadikan nama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai satuan elite TNI AD dengan kualifikasi membahayakan dan disegani dunia.

Ya, melalui operasi senyap, Komando Pasukan yang masih bernama Koppasandha kala itu menjalankan misi membebaskan sandera pembajakan pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia atau dikenal dengan sebutan Woyla di Bangkok pada 31 Maret 1981 menjadi salah satu kesuksesan TNI.

Operasi yang dipimpin langsung oleh Letkol Infanteri Sintong Panjaitan itu sukses melumpuhkan para pembajak meski pilot dan seorang anggota Koppasandha tewas.

Baca juga: 9 Pasukan Khusus Ini Terbaik di Dunia, Punya Kemampuan Mematikan, Ada Prajurit Kopassus Indonesia?

Baca juga: Pertempuran Yonif Linud 501 dan Kopassus vs Tropaz, Ditembaki saat di Udara

Baca juga: Tubuh Kopassus Pratu Suparlan Dihujani Peluru Tapi Nekat Ledakkan 2 Granat, Teman Selamat

Pada 28 Maret 1981, pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia yang dikenal dengan sebutan "Woyla" dibajak oleh sekelompok yang menamakan dirinya Komando Jihad.

Rute pesawat itu adalah Jakarta-Medan. Namun dengan adanya peristiwa pembajakan Ini tercatat sebagai peristiwa terorisme pertama di Indonesia.

Hingga saat ini, pembajakan Woyla itu menjadi satu-satunya aksi terorisme dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

Berdasarkan arsip Harian Kompas tanggal 29 Maret 1981, pesawat itu dibajak di udara antara Palembang -Medan sekitar pukul 10.10 WIB.

Pesawat yang sempat transit di bandara Talangbetutu, Palembang tersebut baru lepas landas menuju Bandara Polonia, Medan.

Pesawat Garuda PK-BNJ Woyla yang dibajak.(Dok. Kompas) (kompas.com)

Namun, pesawat pun mendadak dibelokkan ke arah bandara internasional Penang, Malaysia.

Saat itu, belum terungkap siapa yang membajak pesawat dengan nomor penerbangan 206 tersebut.

Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) hanya mengungkap, pembajak itu bisa berbicara bahasa Indonesia.

"Pesawat dibajak oleh enam orang yang dapat berbahasa Indonesia. Mereka bersenjatakan pistol dan beberapa buah granat," tulis Harian Kompas, berdasarkan keterangan Menteri Pertahanan dan Keamanan Muhammad Jusuf.

Dephankam kemudian langsung menginstruksikan ke Wakil Panglima ABRI Laksamana Sudomo untuk menangani pembajakan pesawat itu.

Belok ke Bangkok

Seiring perkembangan waktu, pembajak diketahui ternyata berjumlah lima orang.

Halaman
1234

Berita Terkini