"Karena kalau tidak diumumkan di awal, maka barangkali sudah hilang Partai Demokrat," ujar Refly.
"Dan kalau Partai Demokrat lepas dari genggaman AHY, AHY akan menjadi bukan siapa-siapa."
"Tapi selama dia menjadi ketua umum Partai Demokrat, selama dia masih berada di bawah naungan SBY," sambungnya.
Refly melanjutkan, AHY memiliki peluang untuk maju di Pilkada DKI atau Pilpres 2024.
Namun, hal sebaliknya disebut Refly akan menimpa AHY jika gagal mempertahankan Demokrat.
"Maka dia akan tetap jadi orang yang diperhitungkan dalam perhelatan Pilkada DKI kalau digelar 2022 dan juga Pilpres 2024," kata Refly.
"Tapi kalau genggaman terhadap Partai Demokrat hilang, maka mereka akan hilang pula."
"Termasuk hilang juga pengikut-pengikutnya, semacam Andi Arief, teman lama saya di UGM," tukasnya.
Marzuki Alie Tak Terima
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko disebut-sebut pernah meminta jabatan kepada mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2015 silam.
Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie yang saat itu masih menjabat memberi klarifikasi.
Hal itu ia sampaikan dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (3/2/2021).
Diketahui Moeldoko disebut sebagai satu di antara 5 tokoh yang diisukan hendak mengkudeta Demokrat dan kepemimpinan Ketua Umum saat ini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga merupakan putra SBY.
Menanggapi isu Moeldoko pernah meminta jabatan, Marzuki mengaku dirinya tidak tahu-menahu.
"Saya justru enggak tahu. Bagaimana saya mau tahu?" ungkap Marzuki Alie.
• Lirik Lagu Like a Star - Jang Han Byul OST Mr. Queen, Sempat Populer di Spotify
• Cerita Istri yang Membongkar Perselingkuhan Suaminnya, Temukan Handphone di Ruang Kerja Suami
• Cinta - Ramalan Zodiak Besok, Aquarius Harus Bangun Kepercayaan dengan Pasangan