Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Menemukan Tuhan yang Benar

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi renungan harian

Menemukan Tuhan yang Benar

Bacaan ayat: Ulangan 10:14, 17 (TB) - "Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;
Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap".

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Kata Tuhan, merujuk pada segala hal yang diyakini, dipuja dan disembah sebagai yang mahakuasa.

Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengklaim bahwa yang disembahnya adalah Tuhan.

Persoalan muncul ketika seseorang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk menyembah, maka ia mempunyai tanggung jawab untuk membuktikan bahwa yang disembah adalah Tuhan yang benar-benar Tuhan; bukan sekedar klaim semata.

Dalam proses pembuktian, ia akan berhadapan dengan sikap kritis yang tajam.

Berbagai pertanyaan kritis akan muncul dan memerlukan jawaban yang jelas agar dapat membuktikan klaim yang dilakukan.

Tidak bisa dihindari bahwa beberapa pertanyaan akan terkesan menjadi cibiran, hinaan dan bisa terjadi mengarah pada pertanyaan yang menyudutkan sehingga tidak menemukan jawaban.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Alkitab sebagai Firman Allah

Dalam situasi ini, bagi pihak yang ditanya yang merasa terhina, akan berjuang mati-matian untuk membuktikan diri.

Godaan untuk melakukan serangan balik dengan menghina atau kekerasan, menjadi godaan untuk dilakukan.

Hal ini bisa dipahami, karena kepercayaan terhubung erat dengan jati diri dan harga diri seseorang dihadapan banyak orang.

Rasa malu menjadi hal yang paling ingin dihindari dari pada menemukan kebenaran yang sejati.

Belum lagi berhadapan dengan tekanan sosial, seolah akan tercabut dari akarnya jika pada akhirnya harus mengakui kebenaran yang lain dan gagal membuktikan bahwa yang dia sembah adalah Tuhan yang benar.

Dalam situasi ini, setiap orang perlu merendahkan diri dan bersikap terbuka dengan berbagai kritik terhadap kepercayaan yang diimani.

Sikap kritis dari sesama justru menjadi kesempatan bagi dirinya untuk menguji secara obyektif, apakah warisan iman yang warisinya adalah iman kepada Tuhan yang benar.

Ada keberanian untuk berfikir secara lebih mendalam dari berbagai sudut pandang yang terjadi di sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Penemuan akan Tuhan yang benar akan terus berproses dalam sejarah dan ketika hendak mewariskan iman, maka setiap orang perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang imannya.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tuhan Pemilik Otoritas Mutlak Atas Kehidupan

Sikap kritis dalam bentuk berbagai pertanyaan akan dapat dijawab dengan tepat, meskipun mungkin tidak akan memuaskan sang penanya.

Paling tidak, ketika hendak menemukan Tuhan yang benar, seseorang perlu memahami beberapa hal, yaitu: pertama, pada prinsipnya manusia tidak akan mungkin mengenal Tuhan, kecuali Tuhan yang memperkenalkan diri kepadanya.

Secara umum, Tuhan memperkenalkan diri melalui karya ciptaan-Nya; namun secara khusus Dia akan memperkenalkan diri dalam perjumpaan pribadi dengan seseorang.

Kedua, Tuhan pada diri-Nya mengatasi ruang dan waktu. Dia tidak bisa dibelenggu dalam pikiran manusia yang terbatas.

Dalam posisi ini, seseorang perlu sadar dengan kerendahan hati untuk mengakui ada hal tertentu yang berada diluar ruang dan waktu, dia tidak akan mempunyai jawaban.

Ketiga, ruang dan waktu akan menjadi tempat bagi Tuhan untuk menyatakan diri.

Perjumpaan-Nya dengan manusia yang terdokumentasikan menjadi catatan berharga bagi setiap generasi untuk menguji, membandingkan dan menilai: apakah yang menyatakan diri tersebut adalah Tuhan yang sama.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Jaminan Penyertaan Tuhan akan Membawa Ketenangan

Catatan sejarah perjumpaan antara manusia dengan Tuhan perlu diuji secara kritis, dan Tuhan yang benar-benar kebenaran pasti akan tahan uji dan tampil kekal sebagai kebenaran.

Umat Tuhan di Perjanjian Lama berhadapan dengan persoalan yang sama.

Kelahirannya sebagai sebuah bangsa, ternyata hasil dari karya Tuhan sendiri yang memanggil manusia untuk terlibat dalam karya-Nya.

Abraham, Ishak dan Yakub, adalah nama tiga generasi yang menjadi awal lahirnya bangsa Israel. Ketika Yakub diubah namanya menjadi Israel oleh Tuhan, pada awalnya hanya sebuah keluarga.

Tentu mudah untuk mewariskan tentang kehidupan beriman. Seiring berlalunya waktu, jumlah mereka makin besar.

430 tahun hidup sebagai budak di Mesir, telah menciptakan beberapa generasi dengan jumlah ribuan orang.

Atas prakarsa Tuhan mereka terbebas dan dijanjikan akan kembali ke tanah Perjanjian, membuat pengharapan besar bagi mereka: 40 tahun perjalanan di padang gurun menguji iman dan kesetiaan mereka kepada Tuhan.

Ketika berhasil masuk tanah perjanjian pun, mereka berhadapan dengan banyak bangsa lain yang mengklaim mempunyai Tuhan untuk disembah.

Jatuh bangun harus mereka alami, ketika suatu waktu memberontak pada Tuhan, dihukum, dipulihkan dan kembali setia kepada Tuhan.

Hidup berdampingan dengan bangsa lain yang masing-masing mengklaim mempunyai Tuhan, menjadi godaan berat bagi mereka untuk berpindah turut menyembah sesembahan bangsa lain.

Dalam situasi ini, Tuhan tidak tinggal diam dan membiarkan umat tersesat. Tuhan berulang kali menyatakan diri, dan mengijinkan mereka untuk menguji.

Tindakan Tuhan yang memilih, menuntun, memelihara di masa lalu, menjadi bukti bahwa Dia adalah Tuhan yang mengatasi ruang dan waktu. Untuk kesekian kalinya Tuhan menyatakan Diri sebagai Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dan pemilik segalanya.

Umat diminta untuk menguji, apakah sesembahan lain yang mereka puja dapat melakukan semua itu.

Tuhan memproklamasikan diri sebagai pihak yang lebih berkuasa dan mengatasi segala sesembahan yang ada.

Pernyataan tersebut dibuktikan dalam tindakan-Nya disepanjang sejarah kehidupan Israel dari sejak semula kelahirannya sebagai sebuah bangsa.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Keselamatan Untuk Semua Orang

Iman Kristen, adalah rangkaian pernyataan diri Tuhan secara khusus dalam Tuhan Yesus Kristus. Iman Kristen tidak hadir sebagai klaim tanpa bukti.

Alkitab menjadi bukti catatan sejarah tentang perjumpaan orang-orang percaya pada masa lampau.

Perjumpaan mereka dimasa lalu menjadi bukti bahwa Tuhan mengatasi ruang dan waktu.

Pada saat yang sama, Tuhan berkenan memakai ruang dan waktu untuk menyatakan diri. Pengenalan kita akan Tuhan, didasarkan pada fakta bahwa Tuhan yang memperkenalkan diri.

Setelah berabad-abad, Tuhan memperkenalkan diri melalui firman-Nya melalui para nabi, pada puncaknya Firman itu sendiri menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Dia nabi dari segala nabi.

Kebenaran ini bukan sebuah klaim, namun kebenaran yang dapat dibuktikan. 2000 tahun iman Kristen bertumbuh dalam ruang dan waktu, sejarah kehidupan manusia.

Menghadapi berbagai tekanan, penderitaan, dan tantangan; namun tetap mampu bertahan.

Para martir berjatuhan demi mempertahankan iman, menjadi penguat bahwa kebenaran yang membuat mereka tetap setia.

Alkitab diuji secara intelektual, dengan berbagai disiplin ilmu untuk membuktikan keasliannya; dan hasilnya Alkitab tetap tegak berkibar sebagai kebenaran.

Dengan cara yang ajaib, berbagai penemuan arkeologi tentang catatan-catatan yang membuktikan keaslian Alkitab, bermunculan.

Penemuan gulungan kitab yang ditemukan di laut mati, ketika diteliti ternyata ditulis dua abad sebelum Yesus berisi catatan Perjanjian lama; ternyata sama dengan Perjanjian Lama yang ada saat ini.

Dengan cara yang ajaib, Tuhan melindungi catatan masa lalu untuk membuktikan bahwa diri-Nya benar adanya.

Penemuan akan Tuhan yang benar-benar kebenaran seharusnya membawa kita pada kehidupan yang berpengharapan. Jangan pernah putus asa.

Tuhan yang berkarya dulu, akan terus berkarya hingga hari ini.

Tuhan yang hadir dalam sejarah kehidupan orang percaya dimasa lalu, juga Tuhan yang berkarya dalam sejarah hidup kita. Teruslah berserah dalam pengharapan. Amin

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkini