TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tahun 2020 kemarin, bisa dikatakan masa yang sangat sulit untuk para pelaku usaha.
Efek dari virus corona banyak membuat pelaku usaha gulung tikar, namun ada juga yang mampu bertahan.
Satu diantaranya kedai tekwan Marcon, kedai satu ini menyuguhkan berbagai macam kuliner kaki lima dengan berbagai inovasi sehingga membuatnya menjadi unik.
Satu diantaranya tekwan mercon yang namanya dijadikan menjadi nama kedainya.
Baca juga: Mensos Risma Temukan Tunawisma di Kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Heran
Baca juga: DPRD Provinsi Jambi Sukses Gelar Sidang Paripurna Istimewa Peringati HUT Provinsi Jambi ke 64
Baca juga: Bengkel Resmi Honda Thamrin Jambi Berikan Diskon dan Paket Hemat ke Pengguna Mobil Honda
Seperti namanya, menu olahan ikan ini berisi cabai yang dikombinasikan dengan ebi, sehingga setiap gigitan tekwannya Menghadirkan sensasi pedas dan gurih.
Selain itu, rasa kuahnya juga dibuat sedikit berbeda dengan mengunggulkan rasa segar yang hadir dari perasaan jeruk nipis.
Tidak hanya tekwan mercon, inovasi lainnya ada pada tekwan goreng, bakso, mie ayam, lenggang dan masih banyak lainnya.
Selain berinovasi dengan varian, kedai ini juga berinovasi dengan bahan, sehingga dapat menciptakan menu yang lezat tapi mampu dijual dengan harga yang sangat kompetitif.
Seperti baksonya yang hanya dijual seharga Rp 5.000 per porsi. Agar bisa menjual dengan harga yang kompetitif, kedai ini mengganti bahan dasar bakso yang biasanya terbuat dari daging sapi diganti dengan daging ayam yang harganya lebih bersahabat.
Baca juga: Di Honda Thamrin Jambi, Cuma Modal DP Rp10 Jutaan Sudah Bisa Membawa Pulang Mobil Honda
Baca juga: Dapat Pesan Mendalam Dari Mantan Pejabat, Hotman Paris Langsung Kepikiran
Baca juga: Promo Superindo Hari Ini 6 Januari 2020, Diskon Buah Daging Ikan Tepung Bawang Minyak Susu Detergen
Namun tetap memperhatikan kualitas hasilnya sehingga lahirnya menu dengan harga yang murah tapi rasanya tetap Joss.
Marni pemilik UMKM kuliner di Jambi ini mengatakan, inovasi yang dilakukan mendapat apresiasi oleh konsumenya, sehingga dia tidak pernah kekurangan konsumen.
"Sekarang sudah banyak yang melakukan pemesanan dalam jumlah besar," katanya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.
Jika mendapatkan pesanan dalam jumlah yang besar, Marni biasanya tidak membuka kedainya, hal ini karena dia belum memiliki karyawan sehingga semua masih dikerjakan berdua dengan suaminya.
Jika tidak memiliki pesanan, kedai ini biasanya mampu menjual hingga 120 porsi dalam sehari. Itu belum termasuk pempek campur miliknya.
Asal mula resep andalannya
Marni menceritakan awal mulai dia memiliki kemampuan membuat aneka kuliner kaki lima ini berawal dari mengurusi anaknya yang terserang leukimia
Kala itu anaknya harus di di rawat di rumah sakit RS Muhammad Hoesin Palembang dalam waktu yang lama.
Di dalam ruangan rumah sakit yang berisi semua penderita Leukimia itulah di bertemu dengan keluarga pasien yang memiliki usaha outlet pempek di Palembang.
Sambil menunggu anak-anak mereka yang sedang dirawat merekapun berbagi asa dan saling menguatkan.
Karena sudah dianggap seperti keluarga, Marni pun diajarkan bagaimana mana cara membuat aneka makanan khas palembang.
Baca juga: Aipda Hans Simangunsong di Fitnah Penerus PKI, Cyber Crime Polda Jambi Turun Tangan
Baca juga: VIRAL Video CCTV Detik-detik Kecelakaan Maut yang Melibatkan Chacha Sherly hingga Meninggal Dunia
Baca juga: Ketemu Debt Collector Setelah Gelapkan Motor Teman, Nasib Jimmy Nasib Sangat Buruk
Mulai dari pempek, tekwan, lenggang dan berbagai macamnya.
Oleh Marni, resep rahasia outlet pempek besar di Sumsel itu di kembangkan sehingga menghasilkan produk yang inovatif dengan harga yang kompetitif. ( Tribunjambi.com / M.Yon Rinaldi )
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: