Beredar Isu, Rizieq Shihab Sengaja Dibiarkan Langgar Protokol Kesehatan Agar Bisa Dipenjarakan

Editor: Rohmayana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Habib Rizieq Shihab mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (12/12/2020) pagi. Habib Rizieq tiba di depan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada pukul 10.20 WIB.

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Sejak Habib Rizieq Shihab ditahan karena dugaan pelanggaran protokol kesehatan, Pro dan kontra ditengah masyarakat terus terjadi.

Beredar narasi bahwa penetapan Rizieq Shihab sebagat tersangka aksi kerumunan massa merupakan buah dari jebakan penguasa.

Narasi itu beredar saat Massa pendukung Rizieq Shihab di Palembang yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Kezoliman (Gebrak) menyampaikan dua tuntutan kepada Polda Sumatera Selatan.

Dua tuntutan tersebut yakni meminta agar polisi mengusut kasus tewasnya enam orang anggota FPI serta membebaskan Rizieq Shihab tanpa syarat.

Akses jalan menuju Polda Sumatera ditutup polisi sehingga terjadi kemacetan panjang, Kamis (17/12/2020) (KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA)
Massa menduga penahanan serta penetapan Rizieq sebagai tersangka pelanggar protokol kesehatan dilakukan secara sengaja untuk menjebloskannya di penjara.

Baca juga: Sedang Berlangsung Penyekatan Cegah Peserta Aksi 1812 Menuju Jakarta, Ada yang Bawa Senjata Tajam?

Baca juga: AKSI 1812, Inilah 12 Titik Pengalihan Lalu Lintas, Kapolda: Hindari Istana Merdeka dan Jl MH Thamrin

"Kalau tuntutan ini tidak didengarkan, kami bawa massa lebih besar lagi. Hari ini massa yang datang baru sedikit, hanya perwakilan saja," kata Koordinator Lapangan Gebrak Gasim Alkap kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).

Mengaku siap ke Jakarta

Gasim mengungkapkan, Polda Sumatera Selatan harus menyampaikan tuntutan itu ke Mabes Polri.

Bahkan, mereka siap berangkat ke Jakarta jika dibutuhkan untuk memberikan aspirasi secara langsung.

Sebab, kasus dugaan pembunuhan enam orang anggota FPI yang merupakan pengawal khusus Rizieq Shihab itu dilakukan secara sengaja.

"Kami minta keadilan ditegakkan. Hukum harus adil," jelasnya.

Baca juga: VIDEO Sampah Laut di Muara Cisadane Segera Dibersihkan Relawan dan Perusahaan Internasional

Massa yang hadir adalah simpatisan FPI

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengungkapkan, massa yang hadir tersebut merupakan simpatisan dari FPI.

Pihak kepolisian pun tak mengeluarkan surat izin atas aksi itu lantaran saat ini masih pandemi Covid-19.

"Ini bukan aksi (demo), tapi menyampaikan aspirasi karena kita tidak mengeluarkan izin untuk keramaian," kata Supriadi.

Baca juga: Direktur Muslim Moderat Society Gus Mis Sebut Kelompok Radikal Tumbuh karena Pembiaran Negara

Menurut Supriadi, sebanyak 600 personel diturunkan untuk mengamankan massa aksi. Penutupan empat ruas jalan menuju Polda Sumsel dilakukan karena mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

Namun, pada pukul 15.00 WIB, seluruh massa membubarkan diri secara tertib.

"Untuk tuntutan akan disampaikan ke Kapolda untuk segera diteruskan ke Mabes," ungkapnya.

Bolkade Jalan Bandung-Cirebon

Sementara itu aksi bela Rizieq Shihab digelar di depan Mapolres Sumedang, Jawa Barat, di Jalan Prabu Gajah Agung, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kamis (17/12/2020).

Baca juga: VIDEO Begini Cerita Dibalik Nama Sekolah Sepak Bola Pendekar di Tangerang

Massa yang tergabung dalam Forum Silahturahmi Masyarakat Sumedang Peduli Keadilan Ulama dan Umat tersebut sempat memblokade jalan nasional Bandung-Cirebon selama lebih kurang 20 menit.

Aksi tersebut mendesak polisi untuk segera membebaskan Rizieq Shihab dan melibatkan tim independen dalam penyelidikan kasus 6 anggota Front Pembela Islam ( FPI) yang tewas ditembak di Tol Jakarta-Cikampek.

Akibat blokade jalan, lalu lintas di jalan nasional Bandung-Cirebon sempat lumpuh.

Kemacetan panjang pun tak terhindarkan. Blokade jalan berakhir setelah Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sumedang AKBP Eko Prasetyo Robbyanto menemui sejumlah perwakilan kelompok aksi massa.

Baca juga: Film Milea Suara dari Dilan Extended Diputar Bioskop, Vanesha Prescilla: Obati Kerinduan Dilanisme

"Kami jadikan sebagai bahan laporan, bentuk kegiatan yang dilaksanakan masyarakat di Sumedang," kata Eko.

Desak ada tim independen

Menurut koordinator kelompok aksi Miftahul Ulla, massa mendesak pembebasan Rizieq Shihab dengan tanpa syarat.

Selain itu, pihaknya juga meminta polisi menghentikan kriminalisasi ulama. Massa juga mendesak agar segera dibentuk tim independen untuk ungkap peristiwa yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan 6 anggota FPI.

"Segera bentuk tim independen yang melibatkan Komnas HAM, LPAI, Komnas Perempuan dan komisioner adhoc dari kalangan sipil yang profesional, independen dan berintegritas," tutur Miftahul, ujar mantan Sekjen DPD FPI Jawa Barat ini kepada sejumlah wartawan di lokasi aksi.

Baca juga: Rossa Anggap Penggemar Jadi Kunci Keberhasilan tetap Eksis di Jalur Musik Indonesia

Penyekatan Aksi 1812

Hari ini beredar aksi penyekatan oleh polisi guna mencegah masuknya peserta aksi unjuk rasa 1812.

Salah satunya dengan menyetop rombongan aksi 1812 dan ternyata membawa senjata tajam.

Denny Siregar salah satu yang mengabarkan bahwa polisi sudah bergerak mencegah aksi 1812 dengan menyetop kehadiran mereka menuju Jakarta.

Denny menyebut polisi menemukan senjata saat rombongan anggota FPI disetop di Nagreg Cicalengka

"Sebuah mobil yang berisikan anggota FPI disetop polisi di Nagreg Cicalengka. Mereka mau demo di Jakarta besok.

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Jumat 18 Desember 2020 Leo Beruntung, Aries Kejutan, Cancer Saling Percaya

Perhatikan bawaannya, senjata tajam dan busur panah. Mereka ini memang pengen bikin kerusuhan di Jakarta"

Info tersebut disebar sejumlah akun twitter lainnya. 

Dan bisa diiikuti di trending Jakarta hari ini.

Selanjutnya Denny juga mengabarkan bahwa polisi telah menggelar razia demi mencegah kerumunan massa aksi 1812.

Antara lain dengan menyetop dua orang naik motor diduga hendak meramaikan aksi 1812.

"Dua orang lagi naik motor juga tertangkap razia @DivHumas_Polri
di jl Dharmawangsa, Jakarta.

Kemungkinan mereka sedang bersiap untuk demo besok. Lagi-lagi bawa senjata tajam.. Skenario rusuh oleh FPI sedang disiapkan. Hati2, mereka sedang coba balas dendam ke aparat.."

Baca juga: Ramai Tolak Aksi 1812, Tagar #DemoCovidMenanti Banjiri Media Sosial, Satgas Covid: Larang Kerumunan

Menurut Denny, mobilisasi demo ke istana untuk aksi 1812 adalah nyata.

Ia menyebut ada yang mobilisasi untuk demo di istana besok.

Bus bus dari Jabar sampe Lampung diarahkan ke Jakarta. Ada bohirnya.

"Tapi polisi udah siap. Rombongan dicegat2in di jalan. Nanti massa tinggal seupil, trus dipantau koordinator2nya. Kalo udah sepi, baru pada dijemputin mereka ."

Penyekatan oleh Polda Banten

Sementara itu Polda Banten Lakukan Penyekatan Massa Aksi 1812 yang Hendak ke Jakarta

Polda Banten melakukan penyekatan pergerakan massa yang akan menuju Jakarta untuk ikut aksi 1812 oleh simpatisan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Penyekatan massa dipimpin langsung Wakapolda Banten Brigjen Pol Ery Nursatari di Gerbang Tol Serang Timur. Kamis (17/12/2020).

Baca juga: Peraih Penghargaan CGPI 2019, Ini Daftar 29 Perusahaan Tepercaya dan Sangat Tepercaya

Petugas gabungan melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan umum maupun pribadi yang akan masuk ke tol arah Jakarta.

"Saat ini Masih Kondisi Pandemi Covid-19, kepada masyarakat yang akan ke Jakarta, apalagi ikut melakukan penyampaian aspirasi terkait penegakan hukum terhadap MRS agar pulang ke rumah masing-masing," ujar Ery dari keterangan resminya.

Saat ini, kata Ery, masyarakat yang akan keluar masuk wilayah Jakarta sudah diperketat mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Ibu Kota.

"Saya minta masyarakat untuk menunda bepergian ke wilayah Jakarta, karena pemberlakuan protokol kesehatan di Jakarta diperketat," kata Ery.

Baca juga: Ini Tanggapan Ketua PA212 Slamet Maarif Soal Tak Diberi Izin untuk Gelar Aksi 1812

Ery menegaskan, masyarakat yang kedapatan menggelar kegiatan yang menyebabkan kerumunan akan diberi tindakan tegas pembubaran hingga penegakkan hukum.

Pernyataan Ketua PA 212

Rencana aksi 1812 tetap akan digelar pada hari Jumat 18 Desember 2020 meskipun tak mendapatkan izin dari Polda Metro jaya. 

Persaudaraan Alumni 212 buka suara soal Aksi 1812 yang rencananya digelar Jumat 18 Desember, tetapi tak mendapatkan izin dari Polda Metro Jaya.

Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif kemudian membagikan poster yang menyebut Aksi 1812 tetap digelar sesuai rencana.

"Sesuai dengan UU no 9 tahun 1998 pasal 13, Korlap Aksi ANAK NKRI sudah menyampaikan surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya pada hari Selasa lalu," tulis isi poster tersebut dilihat Tribunnews, Kamis (17/12/2020).

Sehingga, dikatakan Slamet, polisi seharusnya melindungi aksi besok.

Baca juga: Rossa Raih Beragam Prestasi dari Platform Digital saat Pandemi Covid-19

"Dan wajib dijaga pihak kepolisian, bukan dihalang-halangi," ujarnya.

Adapun Polda Metro Jaya tak mengeluarkan izin atau Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) terkait rencana aksi 1812 yang digelar oleh gabungan ormas Islam ANAK NKRI.

"Ya tidak mengeluarkan izin tidak dikeluarkan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus.

Yusri menyebut polisi bakal melakukan upaya preventif agar tidak ada kerumunan di ibu kota.

Pasalnya, aksi 1812 berpotensi menimbulkan kerumunan massa.

"Preventif kita mulai dari bekasi dari daerah kita sampaikan kalau ada kerumunan massa. Kita sampaikan tidak boleh ada kerumunan. Operasi kemanusiaan yang akan kita lakukan," lanjut Yusri.

Selain itu, Polda Metro juga akan menurunkan personel di lapangan.

"Tetap ada. Nanti akan kita sampaikan, kita akan rapat dulu," pungkasnya.

Baca juga: Ibu Rumah Tangga Berusia Muda Terjerat Prostitusi Online, Alasannya Terungkap

Diketahui, dari poster yang diterima Tribunnews, beberapa tuntutan oleh ANAK NKRI akan disuarakan dalam aksi Jumat.

Tuntutan pertama yakni meminta pengusutan tuntas terhadap enam laskar FPI yang tewas oleh polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50.

Tuntutan kedua yakni meminta Imam Besar Habib Rizieq Shihab yang ditahan di Polda Metro Jaya agar dibebaskan.

Kemudian, tuntutan ketiga yakni meminta agar kriminalisasi terhadap ulama dihentikan.

Selain itu, mereka juga menegaskan agar tak ada lagi diskriminasi hukum. (*)

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Massa Pendukung Rizieq Shihab Ancam Polisi Akan Bawa Massa Lebih Banyak jika Tuntutan Tak Didengar", Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra

Berita Terkini