Kisah Kopassus

Kisah Kopassus, Belum Mencapai Tanah, Hujan Tembakan Sudah Bermunculan

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

anggota Kopassus

TRIBUNJAMBI.COM - Ada banyak kisah heroik dalam pertempuran untuk merebut Kota Dili, Timor Timur dari tangan Fretelin.

Operasi yang diberi nama Operasi Seroja ini tak hanya menyisakan luka, namun juga ribuan kenangan yang tak terlupakan bagi setiap prajurit yang terlibat disana.

Pasukan etite TNI Angkatan Darat yang tergabung dalam Komando pasukan Khusus (Kopassus) juga dilibatkan.

Baca juga: Kisah Anggota Kopassus, Dikepung Suku Terasing dengan Kondisi Senjata Tanpa Peluru

Baca juga: Kakek Rizky Billar Ternyata Petarung yang Pernah Dilatih Kopassus, Bukan Orang Biasa di Palembang

Baca juga: Kejar Teroris MIT Ali Kalora di Sigi, Pagi Ini Panglim TNI Kirim Kopassus Bantu Polri: Mohon Doanya!

Pada peristiwa itu, Kopassus diterjunkan dari udara bersama 35 prajurit Yonif Linud 501 Kostrad.

19 Prajurit Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha/sekarang Kopassus) diterjunkan dari udara.

Mereka bertugas merebut lokasi-lokasi strategis dari tangan musuh, yakni kantor gubernur, lapangan terbang dan pelabuhan.

Tugas lainnya adalah membantu mengamankan Korps Marinir yang akan masuk melalui laut.

Pertempuran itu dilukiskan dalam buku biografi 'Letjen (Purn) Soegito: Bakti Seorang Prajurit Stoottroepen', yang ditulis Beny Adrian. Cetakan pertama tahun 2015, yang diterbitkan PT Gramedia, Jakarta.

Jelang Subuh, tepatnya tanggal 7 Desember 1975, seluruh pasukan diterjunkan dari pesawat Hercules C-130.

Belum mencapai tanah, hujan tembakan sudah bermunculan.

Akibatnya, beberapa prajurit tewas terkena peluru saat payung masih mengembang.

Sebagai perwira, Mayor Atang Sutresna mendapat tugas tambahan, dalam Operasi Seroja, ditunjuk sebagai Komandan Detasemen Tempur (Dandenpur).

Dia diperintahkan membawa bendera merah putih. Tujuannya hanya satu, memberi tanda lokasi yang sudah direbut dari tangan musuh.

Semula, tugas ini dipandang mudah. Apalagi, informasi intelijen menyebutkan Tropaz dan Fretilin diyakini seperti hansip dan kamra.

Setelah terjun ke medan pertempuran, ternyata informasi tersebut salah, musuh menembaki pasukan TNI secara membabi buta.

Halaman
123

Berita Terkini