Kisah Anggota Kopassus
Kisah Anggota Kopassus, Dikepung Suku Terasing dengan Kondisi Senjata Tanpa Peluru
Sadar sedang menghadapi bahaya dan masih terbayang oleh suku ganas pemakan manusia, secara reflek Sintong memindahkan posisi senapan AK-47 di bahu ke
TRIBUNJAMBI.COM - Dilansir oleh Intisari.com, prajurit Kopassus diberikan sebuah misi setelah ditemukannya jasad Rockfeller yang hanya berupa sepotong kaki masih mengenakan sepatu.
Berdasarkan sepatu itulah, sepotong kaki tersebut dikenali sebagai jasad dari mendiang.
Kabar kematian Rockfeller dengan cara yang sangat tragis itu pun menjadi perhatian dunia internasional termasuk rumor bahwa Rockfeller telah dimakan oleh suku terasing yang tinggal di hutan belantara Papua Nugini.
Baca juga: Kakek Rizky Billar Ternyata Petarung yang Pernah Dilatih Kopassus, Bukan Orang Biasa di Palembang
Baca juga: Kisah Kopassus, Melaksanakan Misi Rahasia Sampai Istri Tak Tahu, Pamitan Saat Sudah Dipesawat
Baca juga: Kisah Kopassus, 30 Anggota Lawan 3000 Pemberontak, Lakukan Penyamaran Hingga Membawa Bakul Sayur
Rumor tentang keberadaan suku pemakan manusia itu tak hanya beredar di Papua Nugini namun juga menyebar ke kawasan pedalaman Irian Barat (Papua).
Pada tahun 1960-an daerah Papua tersebut memang masih merupakan hutan lebat yang belum terjamah.
Pada 5 Mei 1969 meski rumor tentang keberadaan suku pemakan manusia di pedalaman Papua masih santer, sekitar 7 anggota pasukan baret merah (RPKAD/Kopassus), 5 anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua dan tiga warga asing yang juga kru televisi NBC, AS serta satu wartawan TVRI, Hendro Subroto melaksanakan ekspedisi ke Lembah X yang berlokasi di lereng utara gunung Jayawijaya.
Tim ekspedisi yang berjumlah total 16 orang itu dipimpin oleh personel RPKAD Kapten Feisal Tanjung sebagai Komandan Tim dan Lettu Sintong Panjaitan sebagai Perwira Operasi.
Lokasi ekspedisi disebut sebagai Lembah X dan berada di lereng utara Gunung Jayawijaya yang berpemandangan elok sekaligus merupakan tempat yang belum pernah dijamah oleh manusia dari luar.
Suku setempat masih dikenal sebagai suku yang sangat terasing dan dimungkinkan merupakan suku yang masih memakan manusia seperti yang dialami oleh Rockfeller.
Dengan risiko yang tinggi itu pengendali ekspedisi Pangdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo berpesan agar tim siap menghadapi kemungkinan terburuk.
Dalam menjalankan ekspedidi semua anggota militer mengenakan seragam militer lengkap, bersenjata senapan serbu AK-47 dan pistol, parang, tali-temali dan lainnya.
Sebelum tim ekspedisi Lembah X diterjunkan melalui udara Lettu Sintong terlebih dahulu melakukan orientasi medan melalui udara dengan cara menumpang pesawat misionaris jenis Cesna.
Lalu sesuai rencana tim akan diterjunkan pada lokasi padang ilalang yang berdekatan dengan perkampungan yang diduga masih dihuni oleh suku terasing pemakan manusia.
Pada 2 Oktober 1969, semua tim bersama keperluan logistik diterjunkan sesuai rencana meski dengan perasaan tak karuan.
Pasalnya, mereka harus mendarat di daerah sangat terpencil yang konon didiami suku terasing yang masih suka memakan manusia.