UMKM Jambi

UMKM di Jambi Ini Dalam Satu Bulan Mampu Menghasilkan 28 Ribu Ikan Guppy, Pemasaran Hingga Eropa

Penulis: M Yon Rinaldi
Editor: Nani Rachmaini
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nyayu Ega Auwia satu di antara breeder Riky, pengusaha pemilik Nyayu Fams

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Ada banyak bidang UMKM yang bisa dikembangkan. Seperti kuliner, alat rumah tangga sampai budidaya ikan.

Satu di antara budidaya ikan yang sukses adalah Guppy Farm Jambi milik Riky Suryadi. Memulai usahanya di tahun 2014 silam, Riky berhasil menghasilkan 28 Ribu ikan guppy setiap bulannya.

Banyaknya ikan guppy yang dihasilkan Riki tidak hanya hasil kerja kerasnya sendiri, tetapi hasil kerja team yang dia bentuk selama ini.

Riki memang berhasil membentuk team kerja yang efektif, saat ini dia telah memiliki tujuh team kerja yang dia sebut dengan istilah breeder.

Breeder adalah orang yang berprofesi sebagai peternak atau pembudidaya ikan.

Baca juga: ILC TV One Tidak Tayang, Mendadak Fadli Zon Unggah Cuitan Mengejutkan: Ada Telepon Ghaib Lagi?

Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan, Tak hanya Bersifat Seremonial, Tapi Dapat Meningkatkan Rasa Nasionalisme

Baca juga: Bagi Sarjana Cantik Evi Dzawil, IPK yang Tinggi Tak Cukup, Harus Dibarengi Punya Keterampilan Khusus

Di sini dia membudidayakan ikan guppy, dari proses pemilihan indukan, pemijahan, pemisahan anak, sampai pembesaran.

Breeder Riky saat ini sudah berjumlah tujuh orang. Yang paling besar adalah breeder yang dimiliki oleh Nyayu Ega Auwia atau yang biasa disapa Ega.

Ega sendiri baru beberapa bulan bergabung menjadi breedernya Riki. Tapi sudah mampu menjadi pemasok terbanyak dengan fasilitas terlengkap.

Riki bersama Ady, pengusaha Ikan guppy, ikan hias cantik dengan beragam jenis. Ada sekitar 25 jenis ikan guppy di peternakan ikan milik Riki. (tribunjambi/afrisandy pratama yogi)

Mengusung nama Nyayu Fams, breeder ini beralamat di Kecamatan Handil Jaya Jelutung Jambi.  Lebih tepatnya di dekat MAN Model Jambi.

Riky mengatakan, dalam satu bulan setiap breeder rata-rata mampu menghasilkan sekitar 4000 ikan guppy.

“Dari pemijahan yang berhasil, tidak semuanya memiliki kualitas yang bagus,” ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.

Segmen pasar ikan Guppynya tidak hanya berada di Jambi. Tapi sudah mampu menembus pasar Internasional seperti benua Eropa, Amerika dan Asia.

Untuk pasar Eropa, hanya Turki dan Rusia saja yang  belum dia rambah, selebihnya dia sudah memiliki pelanggan setia.

Untuk di dalam negeri, satu bulan dia mampu menjual lebih dari 1500 pasang. Itu tidak termasuk pasar Provinsi Jambi.

Sedangkan pasar Eropa dalam satu bulan dia sudah mampu menjual sampai 50 pasang.

Satu pasang ikan Guppy Riki dijualnya mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 500 Ribu. “Tergantung jenis dan kualitasnya lagi,” pungkasnya. ( Tribunjambi.com/Rinaldi).

Baca juga: Chord Kunci Gitar dan Lirik Lagu Awas Jatuh Cinta - Armada, Lengkap Dengan Video Klip

Baca juga: BREAKING NEWS: Ngindar Mobil Sawit, Truk Pembawa Sembako dan Pupuk Nyungsep ke Sungai di Tebo

Baca juga: Hotman Paris Komentari Video Syur Mirip Gisel, Singgung Kasus Ariel-Cut Tari, Sebut Hati-hati Lalai

Laris Manis, Tumis Daun Kates & Ayam Goreng Menu Andalan UMKM Jambi ini, Harga Mulai Rp 20 Ribuan

UMKM yang beralamat di Lorong Purnama ini terlihat begitu ramai siang itu.

Jejeran mobil dari berbagai kantor dan instansi terlihat rapi di parkiran yang terletak di sebelah kiri UMKM yang bergerak di bidang kuliner ini.

Terlihat di setiap meja telah duduk berbagai pengunjung dengan baju seragam khas kantor dan instansi mereka.

Tapi walaupun mereka duduk berkelompok protokol Covid-19 tetap diterapkan.

Di pintu masuk yang sangat besar itu (kurang lebih 4 meter) para konsumen berjejer rapi mengambil nasi dan menu pilihan untuk mereka santap siang ini.

Rumah makan ini memang memiliki konsep prasmanan sehingga setiap konsumen bebas menentukan banyaknya nasi dan lauk yang dipilih.

Selain berkonsep prasmanan yang menambah keunikan dari rumah makan ini adalah menunya yang khas Nusantara tetapi sedikit sekali menu bersantan di sini.

Alih-alih menyuguhkan menu dengan aneka olahan santan seperti rumah makan kebanyakan, rumah makan ini justru menjadikan tumis pucuk kates menjadi menu andalan.

Pucuk kates yang terkenal pahit, di rumah makan Pondok Purnama ini disulap menjadi menu yang sangat menggoda.

Rasa pahit dari pucuk kates masih tetap ada, tetapi tidak menjadi ciri khas dari makanan ini.

Selain itu, ayam goreng kampungnya juga menjadi manu primadona di sini.

Dagingnya begitu lembut ketika disobek dan sangat empuk ketika berada di dalam mulut namun ada sensasi crispy.

Di satu sisi, porsi ayam kampung ini lumayan besar, dengan ukuran setengah dari satu ekor ayam kampung remaja.

Menu ayam goreng ini disajikan dengan sambal daun kemangi segar sebagai pelengkap menu khas Nusantara ini.

Rasa daun kemangi yang kuat menjadikan sambal ini memiliki citra rasa yang unik.

Menu selanjutnya yang menjadi favorit konsumen adalah belut sambal ijo.

Rumah makan ini menggunakan belut besar yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian.

Sehingga ciri khas belutnya sudah tidak kelihatan lagi.

Sepintas malah terlihat seperti ikan lele.

Dibalur dengan cabai hijau yang digiling kasar, belut sambal ijo ini menghadirkan aroma khas yang dapat mengundang selera makan.

Walaupun menggunakan sambal hijau, tapi menu ini tidak terlalu pedas, karena yang digunakan cabai keriting yang masih hijau.

Bukan cabai rawit yang terkenal pedas itu.

Gulai rebung juga menjadi andalan dari rumah makan ini. menu yang jarang ditemukan di tempat lain ini juga sering habis seperti tumis daun kates.

Dayteti Pirta pemilik rumah makan Pondok Purnama mengatakan dia banyak mendapatkan masukan dari konsumen untuk menambah porsi dari dua menu ini.

“Kita bukannya tidak mau menambah porsi dua menu itu, tapi untuk mencari bahan baku dengan kualitas baik menjadi kendala kita,” katanya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.

Selain menu di atas, rumah makan ini masih memiliki beragam menu pilihan yang tidak kalah sedapnya.

Seperti gulai kambing, ikan nila bakar, ikan sambal, ayam sambal, ikan laut bakar, ayam bakar dan menu-menu khas Nusantara lainnya.

Tidak terkecuali menu seafoodnya. Untuk menu seafood, cumi gorengnya patut dicoba, sama seperti ayam kampung goreng.

Menu juga ditemani oleh sambal daun kemangi. Tapi jika konsumen tidak  suka dengan sambal kemangi bisa menggantinya dengan sambal yang lain.

Kultur masyarakat Sumatera yang doyan sambel dijawab dengan berbagai aneka sambal di rumah makan ini.

Ada banyak pilihan sambal di sini tidak hanya sambal daun kemangi tapi ada juga sambal terasi dan aneka sambal yang lainnya.

Untuk harganya sendiri, rumah makan yang sedikit sekali menggunakan dinding ini mematok harga yang pas di kantong.

Untuk satu porsi makanan di sini dibanderol mulai dari Rp 20 ribuan. Harga tersebut sudah termasuk es teh sepuasnya.

Rumah makan ini memang menggratiskan es teh sepuasnya untuk pelanggan, dengan syarat ambil sendiri yang merupakan ciri khas konsep rumah makan prasmanan yang dihadirkannya.

Namun yang menginginkan aneka jus, rumah makan pondok purnama juga menyediakannya tapi tidak gratis seperti es manis tadi.

Banyak diJadikan Tempat Pertemuan

Walaupun Lorong Purnama berada dekat dengan perkantoran namun lokasi persis rumah makan pondok purnama ini  berada di dalam lorong purnama.

Lebih tepatnya setelah pertigaan patah di lorong Purnama belok ke kiri, setelah beberapa meter lokasinya berada tepat di sebelah kanan

Namun walaupun begitu rumah makan yang berdiri sejak 25 Oktober 2018 silam ini telah banyak dijadikan tempat pertemuan dari berbagai komunitas maupun partai politik.

Dan juga dijadikan rumah makan rujukan beberapa kantor pemerintahan dan swasta.

Dayteti Pirta mengatakan Kantor Honda Motor yang berada di depan pintu besi pal VI  dan kantor BPK sering memesan makanan di sini jika mereka ada kegiatan.

“Kalau mereka pesan biasanya tidak suka yang bersantan,” katanya.

Untuk pertemuan sendiri, rumah makan ini hanya melayani di hari Sabtu dan Minggu saja.

Lebih lanjut Dayteti Pirta menceritakan partai politik yang terakhir mengadakan pertemuan disini adalah Partai Gelora.

“Waktu itu ada Fahri Hamzah,” pungkasnya. ( Tribunjambi.com/Rinaldi).

Berita Terkini