TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – UMKM yang beralamat di Lorong Purnama ini terlihat begitu ramai siang itu.
Jejeran mobil dari berbagai kantor dan instansi terlihat rapi di parkiran yang terletak di sebelah kiri UMKM yang bergerak di bidang kuliner ini.
Terlihat di setiap meja telah duduk berbagai pengunjung dengan baju seragam khas kantor dan instansi mereka.
Tapi walaupun mereka duduk berkelompok protokol Covid-19 tetap diterapkan.
Di pintu masuk yang sangat besar itu (kurang lebih 4 meter) para konsumen berjejer rapi mengambil nasi dan menu pilihan untuk mereka santap siang ini.
Baca juga: Kabar Gembira, Akhirnya Raden Mattaher Pahlawan Jambi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Tahun Ini
Baca juga: Usung Visi Sungai Penuh Madani, Fikar-Yos Akan Wujudkan Sungai Penuh Jadi Kota Percontohan
Baca juga: Uang Rp 20 M Milik Gamer Wanita Winda Earl dan Ibunya Hilang Mendadak, Tinggal Tersisa Segini
Rumah makan ini memang memiliki konsep prasmanan sehingga setiap konsumen bebas menentukan banyaknya nasi dan lauk yang dipilih.
Selain berkonsep prasmanan yang menambah keunikan dari rumah makan ini adalah menunya yang khas Nusantara tetapi sedikit sekali menu bersantan di sini.
Alih-alih menyuguhkan menu dengan aneka olahan santan seperti rumah makan kebanyakan, rumah makan ini justru menjadikan tumis pucuk kates menjadi menu andalan.
Pucuk kates yang terkenal pahit, di rumah makan Pondok Purnama ini disulap menjadi menu yang sangat menggoda.
Rasa pahit dari pucuk kates masih tetap ada, tetapi tidak menjadi ciri khas dari makanan ini.
Selain itu, ayam goreng kampungnya juga menjadi manu primadona di sini.
Dagingnya begitu lembut ketika disobek dan sangat empuk ketika berada di dalam mulut namun ada sensasi crispy.
Di satu sisi, porsi ayam kampung ini lumayan besar, dengan ukuran setengah dari satu ekor ayam kampung remaja.
Menu ayam goreng ini disajikan dengan sambal daun kemangi segar sebagai pelengkap menu khas Nusantara ini.
Rasa daun kemangi yang kuat menjadikan sambal ini memiliki citra rasa yang unik.
Menu selanjutnya yang menjadi favorit konsumen adalah belut sambal ijo.
Rumah makan ini menggunakan belut besar yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian.
Sehingga ciri khas belutnya sudah tidak kelihatan lagi.
Sepintas malah terlihat seperti ikan lele.
Dibalur dengan cabai hijau yang digiling kasar, belut sambal ijo ini menghadirkan aroma khas yang dapat mengundang selera makan.
Walaupun menggunakan sambal hijau, tapi menu ini tidak terlalu pedas, karena yang digunakan cabai keriting yang masih hijau.
Bukan cabai rawit yang terkenal pedas itu.
Gulai rebung juga menjadi andalan dari rumah makan ini. menu yang jarang ditemukan di tempat lain ini juga sering habis seperti tumis daun kates.
Dayteti Pirta pemilik rumah makan Pondok Purnama mengatakan dia banyak mendapatkan masukan dari konsumen untuk menambah porsi dari dua menu ini.
“Kita bukannya tidak mau menambah porsi dua menu itu, tapi untuk mencari bahan baku dengan kualitas baik menjadi kendala kita,” katanya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.
Selain menu di atas, rumah makan ini masih memiliki beragam menu pilihan yang tidak kalah sedapnya.
Seperti gulai kambing, ikan nila bakar, ikan sambal, ayam sambal, ikan laut bakar, ayam bakar dan menu-menu khas Nusantara lainnya.
Baca juga: Uang Rp 20 M Milik Gamer Wanita Winda Earl dan Ibunya Hilang Mendadak, Tinggal Tersisa Segini
Baca juga: Masyarakat Jangan Resah dan Khawatir, Pemerintah Pastikan Vaksin Covid-19 Aman dan Lolos Uji Klinis
Baca juga: Curah Hujan di Bungo Meningkat, Debit Air Naik, Relawan di Desa-desa Kabarkan Kondisi Terkini
Tidak terkecuali menu seafoodnya. Untuk menu seafood, cumi gorengnya patut dicoba, sama seperti ayam kampung goreng.
Menu juga ditemani oleh sambal daun kemangi. Tapi jika konsumen tidak suka dengan sambal kemangi bisa menggantinya dengan sambal yang lain.
Kultur masyarakat Sumatera yang doyan sambel dijawab dengan berbagai aneka sambal di rumah makan ini.
Ada banyak pilihan sambal di sini tidak hanya sambal daun kemangi tapi ada juga sambal terasi dan aneka sambal yang lainnya.
Untuk harganya sendiri, rumah makan yang sedikit sekali menggunakan dinding ini mematok harga yang pas di kantong.
Untuk satu porsi makanan di sini dibanderol mulai dari Rp 20 ribuan. Harga tersebut sudah termasuk es teh sepuasnya.
Rumah makan ini memang menggratiskan es teh sepuasnya untuk pelanggan, dengan syarat ambil sendiri yang merupakan ciri khas konsep rumah makan prasmanan yang dihadirkannya.
Namun yang menginginkan aneka jus, rumah makan pondok purnama juga menyediakannya tapi tidak gratis seperti es manis tadi.
Banyak diJadikan Tempat Pertemuan
Walaupun Lorong Purnama berada dekat dengan perkantoran namun lokasi persis rumah makan pondok purnama ini berada di dalam lorong purnama.
Lebih tepatnya setelah pertigaan patah di lorong Purnama belok ke kiri, setelah beberapa meter lokasinya berada tepat di sebelah kanan
Namun walaupun begitu rumah makan yang berdiri sejak 25 Oktober 2018 silam ini telah banyak dijadikan tempat pertemuan dari berbagai komunitas maupun partai politik.
Dan juga dijadikan rumah makan rujukan beberapa kantor pemerintahan dan swasta.
Dayteti Pirta mengatakan Kantor Honda Motor yang berada di depan pintu besi pal VI dan kantor BPK sering memesan makanan di sini jika mereka ada kegiatan.
“Kalau mereka pesan biasanya tidak suka yang bersantan,” katanya.
Untuk pertemuan sendiri, rumah makan ini hanya melayani di hari Sabtu dan Minggu saja.
Lebih lanjut Dayteti Pirta menceritakan partai politik yang terakhir mengadakan pertemuan disini adalah Partai Gelora.
“Waktu itu ada Fahri Hamzah,” pungkasnya. ( Tribunjambi.com/Rinaldi).