TRIBUNJAMBI.COM - Koramil Intan Jaya dikepung oleh Kelompok Bersenjata OPM dari jam 13.30 wita hari ini, Minggu (11/10).
Baku tembak antara pasukan TNI dan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang kerap mengklaim diri sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB), Organisasi Papua Merdeka (OPM) terjadi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Dari informasi awal yang didapatkan, kontak senjata terjadi saat Pos Koramil Hitadipa ditembaki oleh kelompok KKSB.
Kontak senjata antara Satgas TNI dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB), Organisasi Papua Merdeka (OPM) terjadi sejak siang hingga sore hari. Bahkan baku tembak masih berlanjut hingga malam hari.
Baca juga: Muhammadiyah Ogah Ikut Demonstrasi Tolak Cipta Kerja Bareng PA 212, Kenapa Alasannya?
Baca juga: Anggota DPRD Tanjabbar Tanda Tangan Penolakan UU Cipta Kerja dari Mahasiswa
Baca juga: Pantas Dijuluki Sultan Andara, Nagita Slavina Bisa Habiskan Uang Rp70 Juta Untuk Satu Potong Baju
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB- OPM) atau biasa disebut kelompok separatis bersenjata (KSB) mengaku bertanggung jawab terhadap penembakan anggota TNI dan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Penembakan anggota TGPF, Bambang Purkowo dosen UGM dan dua TNI terjadi di Kampung Mamba Bawah, Distrik Hitadipa, Intan Jaya pada Jumat (9/10/2020).
Dilansir dari VOA Indonesia, Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan serangan tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap TGPF yang dibentuk Menkopolhukam, Mahfud MD untuk memgusut kematian Pendeta Yeremia pada Sabtu (19/9/2020) lalu.
“Ya TPNPB bertanggung jawab. Itu keputusan kami, dan dengan tuntutan bahwa TPNPB menolak tim investigasi bentukan Menkopolhukam. Kami minta tim independen yang harus investigasi yaitu PBB, Komnas HAM, dan gereja,” katanya kepada VOA Indonesia, Jumat sore.
Sebby Sambom mengatakan serangan itu dilakukan oleh pasukan TPNPB-OPM di Kodap VIII Intan Jaya, di bawah komando Sabinus Waker.
Baca juga: Cerita Dhea Hamidah, Petugas ATCS Kota Jambi Setelah Sembuh dari Covid-19
“Semua kerja sama untuk lakukan perang revolusi tahapan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan sedikitnya ada dua orang luka akibat tembakan.
Mereka adalah anggota satuan tugas aparat teritorial, Sertu Faisal Akbar dan seorang dosen UGM Bambang Purwoko yang merupakan salah seorang rombongan TGPF.
Suriastawa menyatakan bahwa KSB telah bertindak brutal atas serangan yang dilakukan terhadap TGPF.
“Mereka menghalangi kinerja tim yang dibentuk pemerintah untuk mengungkap kebenaran,” ucapnya.
TGPF diberangkatkan ke Intan Jaya untuk mengusut kematian pendeta Yeremia Zanambani yang meninggal usai ditembak.