Ingat Thomas Cup 1984? Ini Jejak Sejarah PB Djarum yang Tak Terlupakan Sampai Sekarang

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Liem Swie King dan Rudy Hartono

Puluhan pebulu tangkis legendaris Indonesia lahir dari 'rahim' PB Djarum. Tentu ingat peristiwa yang terjadi di Thomas Cup 1984?

TRIBUNJAMBI.COM - Menelusuri jejak sejarah PB Djarum sangat menarik.

Dari berdirinya Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum ( PB Djarum), pembibitan atlet, hingga kisah sukses atlet jebolan pusat latihan itu, memiliki cerita.

Banyak atlet bulu tangkis legendaris lahir dari bibit-bibit PB Djarum.

Selamat Hari Olahraga Nasional 2020, Ingat Paspor Indonesia Ditolak Inggris di Olimpiade

Aksi Heroik Warga Menolong Wanita yang Terprosok ke Dalam Lobang Besi Gorong-gorong di Talang Banjar

Banyak yang Mengira Mall ini Milik Keluarga Djarum, Ternyata Hartono Mall Punya Pengusaha Solo

Sebutlah Kevin Sanjaya Sukamuljo, Tontowi Ahmad, Hariyanto Arbi 'Si Smash 100 Watt', Alan Budikusuma, bahkan legenda bulutangkis Liem Swie King lahir dari rahim perkumpulan bulutangkis legendaris itu.

Namun akhirnya tahun ini, keputusan diambil PB Djarum.

Audisi umum pencarian bibit bulu tangkis Indonesia berakhir pada 2020.

Audisi umum tahun ini menjadi yang terakhir kalinya diselenggarakan. Tak akan ada audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum pada 2020.

Persoalan itu dipicu lantaran tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa PB Djarum memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.

Menelusuri sejarah PB Djarum sangat menarik, dari pembibitan hingga kisah sukses atlet jebolan pusat latihan itu.

Melansir wikipedia, PB Djarum diresmikan pada 1969.

Awalnya perkumpulan ini didirikan hanya sebagai kegiatan penyaluran hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus.

Namun, pada 1969, akhirnya yang ikut berlatih bukan hanya karyawan, melainkan juga pemain dari luar.

Tahun-tahun ini menjadi awal dimulainya pembinaan Djarum dalam menyumbang pemain nasional.

Budi Hartono cinta bulu tangkis

Berdirinya PB Djarum erat kaitannya dengan Robert Budi Hartono, CEO PT Djarum, sejak masih kecil.

Budi Hartono merupakan sosok yang cinta pada bulu tangkis. Didorong kecintaan itu dan tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain pada olahraga yang sama, maka pada 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No 35, Kudus, pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulu tangkis.

Robert Budi Hartono ()

Putra Bungsu Bos Djarum Pilih Lakban Sepatu yang Jebol, Sang Ayah Kepergok Makan Tahu Pong di Warung

Daftar 15 Atlet Berprestasi Jebolan PB DJarum, Mulai dari Alan Budi Kusuma Hingga Liem Swie King

Saat itu namanya komunitas Kudus.

Berawal dari situ, lahirlah atlet muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.

Catatan gemilang

Prestasi nasional bulu tangkis Indonesia tak lepas dari sumbangsih PB Djarum.

Ingatkah Piala Thomas pada 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia?

Kala itu, dari delapan pemain, tujuh di antaranya berasal dari PB Djarum, yaitu Liem Swie King, Hastomo Arbi, Hadiyanto, Kartono, Heryanto, Christian Hadinata, Hadibowo dan Icuk Sugiarto.

Sejak 2006 menjadi besar

PB Djarum semakin fokus dalam pembibitan atlet.

Gedung PB Djarum (PB Djarum)

Sejak 2006, atlet binaan PB Djarum tak lagi menempati GOR Kaliputu sebagai tempat latihan yang merupakan GOR kedua yang pernah dipakai PB Djarum Kudus setelah GOR di Bitingan Lama, dari 1982.

GOR Kaliputu sekarang sudah tak dioperasikan untuk pusat pelatihan atlet PB Djarum.

Saat ini telah difungsikan untuk kegiatan latihan bulu tangkis bagi masyarakat setempat.

Akhirnya pada 2004, GOR Jati mulai dibangun.

Tempat ini diresmikan pada 27 Mei 2006.

GOR Jati difungsikan sebagai pusat pelatihan bagi sejumlah atlet PB Djarum yang dikriteriakan untuk pemain tunggal putra dan putri. Sedangkan, atlet yang dikategorikan untuk permainan ganda, mendapat pelatihan di PB Djarum Jakarta.

Lokasi GOR Jati di bilangan Jati, Kudus, mengemban misi PB Djarum pembangunannya menghabiskan dana Rp 30 miliar.

Bagaimana bentuknya.

Luas lahan GOR Jati yaitu 43.207 meter persegi.

Pendidikan atlet di PB Djarum. (PB Djarum)

Tempat ini memiliki standard internasional, bahkan disebut-sebut sebagai pusat pelatihan bulu tangkis yang terbaik di Asia.

Menariknya, kompleks GOR Jati memiliki luas 29.450 m2 terdiri dari gedung olahraga, seluas 4.925 m2 dengan 16 lapangan terbagi dalam 12 lapangan beralaskan kayu sisanya beralaskan vinil (karet sintetis) yang dilengkapi tribun penonton di kanan kirinya, serta bangunan penunjang lainnya seperti ruang pertemuan, ruang perkantoran, ruang makan, ruang fitness, ruang computer, ruang audio visual, dan ruang perpustakaan.

Ada Apa, Tsamara Amany Tiba-tiba Bela Keponakan Prabowo, Geram Paha Rahayu Saraswati Disoal

Selain itu juga terdapat asrama atlet seluas 1.834 m2 memiliki 40 kamar terpisah untuk putra dan putri dengan kapasitas dua orang untuk setiap kamar berikut fasilitas tempat tidur dan meja belajar. Rumah pelatih yang didirikan pada lahan seluas 312 m2 juga menjadi satu komplek di GOR Jati III.

Bagaimana, menarik kan?

Perjalanan PB Djarum

1969: Karyawan Djarum mulai berlatih secara rutin di brak Bitingan Lama.
1970: Brak menjadi tempat latihan masyarakat di luar karyawan Djarum.
1972: Prestasi nasional pertama diraih Liem Swie King meraih Juara Tunggal Putra Junior di Piala Munadi.
1974: PB Djarum Kudus diresmikan, diketuai Setyo Margono.
1976: PB Djarum Semarang diresmikan. Liem Swie King mencapai All England Final, namun dikalahkan oleh Rudy Hartono.
1978: Liem Swie King menjadi pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England. Liem Swie King tercatat menjadi Juara Tunggal Putra asal Indonesia ketiga.
1979: Liem Swie King mengulangi sukses tahun sebelumnya dengan menjadi Juara All England lagi.
1981: Liem Swie King menjadi juara All England untuk ketiga kalinya. Kartono / Heryanto menjadi Juara Ganda Putra All England.
1982: Sarana bulu tangkis terpadu dibuka di Kaliputu - Kudus.
1984: Indonesia kembali merebut Thomas Cup. Tujuh dari delapan anggota tim Thomas berasal dari PB Djarum. Kartono / Heryanto kembali menjadi Juara Ganda Putra All England.
1985: PB Djarum Jakarta diresmikan.
1986: PB Djarum Surabaya diresmikan.
1989: Atas dukungan Christian Hadinata pusat pelatihan di Jakarta diputuskan sebagai tempat pelatihan Pemain Ganda (Putra, Putri, dan Campuran). Runner-up Kejuaraan Dunia melalui Tunggal Putra kita Ardy B. Wiranata.
1990: Terjadi unifikasi, PB Djarum Kudus dengan PB Djarum Jakarta, menjadi PB Djarum.
1991: Juara I All England melalui Tunggal Putra Ardy B. Wiranata. Ardy adalah orang Indonesia ke-4 yang mampu menjadi Juara Tunggal Putra All England.
1992: Alan Budikusuma meraih medali Emas Olimpiade. Eddy Hartono / Gunawan menjadi Juara Ganda Putra All England.
1993: Juara I All England Tunggal Putra melalui Haryanto Arbi, Piala Dunia melalui Tunggal Putra Alan Budikusuma.
1994: Juara I All England Tunggal Putra melalui Haryanto Arbi. Gunawan / Bambang Suprianto menjadi Juara Ganda Putra All England.
1995: Juara I Kejuaraan Dunia Tunggal Putra diraih oleh Haryanto Arbi.
1996: Perunggu Olimpiade Atlanta dimenangkan oleh Ganda Putra Antonius / Denny Kantono.
1997: Sigit Budiarto / Chandra Wijaya menjadi Juara Dunia.
2000: Perak Olimpiade Ganda Campuran melalui Trikus Haryanto / Minarti Timur.
2003: Sigit Budiarto / Candra Wijaya menjuarai All England.
2004: PB Djarum mulai pembangunan GOR bulu tangkis bertaraf internasional di jalan Jati - Kudus. Di atas lahan 43.207 m2. Perunggu Olimpiade Athena dipersembahkan oleh Eng Hian / Flandy Limpele.
2006: GOR Jati diresmikan

Atlet-atlet latihan di PB Djarum. (PB Djarum)

Itulah perjalanan PB Djarum sejak 1960-an hingga akhirnya audisi umum pencarian bibit-bibit ditutup pada 2020 nanti.

Salam bulu tangkis Indonesia.

Kita tunggu gelaran Thomas Cup dan Uber Cup, apakah mampu dibawa pulang tim Indonesia. ( tribunjambi.com )

Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Atta Halilintar Panggil Sang Kekasih Aurel Hermansyah Mpok Nur

Daftar Nama 32 Danjen Kopassus Sejak 1952 sampai 2020, Ingat Misi Rahasia yang Tak Pernah Diungkap

Mia Audina Memilih Jalan Sendiri, Awalnya Digadang-gadang Jadi Pengganti Susi Susanti

Berita Terkini