Program digitalisasi sekolah nantinya terdiri atas empat kegiatan.
Pertama, penguatan platform digital dengan anggaran Rp 109,85 miliar.
Kedua, konten pembelajaran di program TVRI dengan anggaran Rp 132 miliar.
"Belajar dari rumah di TVRI bukan hanya sesuatu yang hanya kita lakukan di masa pandemi."
"Karena respon masyarakat yang begitu positif, kita akan terus meningkatkan ini sebagai salah satu channel supplement pendidikan nasional, baik kurikulum maupun nonkurikulum," jelas Nadiem.
Ketiga, bahan belajar dan model media pendidikan digital dengan anggaran Rp 74,02 miliar.
"Jadi kurikulum yang tadinya hanya offline bisa available juga dan lebih interaktif di online," ucap Nadiem.
Keempat, penyediaan sarana pendidikan (peralatan TIK) dengan anggaran Rp 1,175 triliun.
Nadiem mengatakan, anggaran yang cukup besar ini untuk pengadaan unit laptop bagi guru dan siswa menghadapi uji asesmen kompetensi yang direncanakan Kemendikbud berlangsung tahun depan.
"Laptop-laptop untuk mengantisipasi asesmen kompetensi tahun depan dan juga untuk memberikan TIK yang layak bagi guru-guru dan anak-anak," kata dia.
3. Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak
Program selanjutnya yang menurut Nadiem masuk dalam prioritas ialah Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak.
"Bisa dibilang, secara substantif merupakan program yang terpenting, karena tidak ada yang namanya peningkatan mutu tanpa adanya peningkatan mutu dari guru," jelas Nadiem.
Program ini terbagi atas empat poin, pertama ialah sertifikasi guru dan tenaga pendidikan. Kedua, peningkatan kompetensi dan kualifikasi GTK.
Ketiga penjaminan mutu, advokasi daerah dan sekolah. Keempat ialah pembinaan peserta didik.