Selain itu, bisa juga dengan metode membasahi gambut dengan pembuatan kanal. Hal itu, sudah dilakukan sejak April lalu di wilayah dampingan KKI Warsi.
Meski begitu, menurutnya, perlu adanya sinergisitas para pihak dalam mengelola lanskap yang rawan karhurla, terutama yang dikelilingi konsesi dan berulang.
Jika area tersebut tidak lagi produktif, setidaknya dapat dikembalikan pada fungsi asalnya sebagai lahan gambut. Itu karena, dari luas lahan yang terbakar di Provinsi Jambi, sekitar 64 persen merupakan lahan gambut, dan 24 persen merupakan gambut dalam.
Dia berharap, masyarakat peduli api (MPA) yang turut bersiaga, khususnya di lahan gambut juga mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah sehingga upaya antisipasi dan mitigasi berjalan seperti yang diharapkan.
"Ada mitigasi kolaboratif di sini, dari semua pihak, sehingga kita bisa mencegah terjadinya karhutla," ulasnya.