TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Penerapan teknologi mutakhir terus dilakukan guna mendukung pengembangan industri hulu migas . Termasuk di antaranya untuk kegiatan eksplorasi cadangan baru.
Satu diantaranya penerapan teknologi 4.0 dengan inovasi yang dilakukan oleh Repsol South East Jambi B.V dengan menggunakan pesawat udara yang didesain khusus untuk melaksanakan survei udara.
Ekplorasi yang dilakukan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Repsol menggandeng Company General DuGeophisic (CGG) Aviation Indonesia, kegiatan eksplorasi Airborne Gravity-Gradiometry (AGG) sudah mengudara di wilayah Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi Setda Pemerintah Kabupaten Sarolangun Harris Munandar mengatakan, perusahaan Repsol melakukan penerbangan eksplorasi menggunakan pesawat Airborne.
“Mereka terlebih dahulu menyosialisasikan hal ini bersama pihak Provinsi Jambi dan Pemkab Sarolangun,” ujar Harris.
Sosialisasi kembali digelar di beberapa kecamatan dan masyarakat yang merupakan fokus ekplorasi.
"SKK Migas melalui Repsol sudah sosialisasai di bulan Januari dan Februari lalu, sosialisasi bersama tokoh masyarakat," katanya, Rabu (22/7).
Menurutnya, Repsol dan SKK Migas memproyeksikan kegiatan eksplorasi pemetaan dengan pesawat Airborne di wilayah udara Kabupaten Sarolangun yang terfokus untuk Kecamatan Pauh dan Air Hitam. Masa eksplorasi pesawat itu berlangsung antara 7 hari lamanya.
"Kegiatan kemarin tidak sampai 7 hari. Memang dilihat dari kondisi cuaca bagus atau tidak," katanya.
Untuk saat ini hasil dari kegiatan eksplorasi ini masih belum diketahui. Dan belum mendapatkan rekomendasi dari pihak perusahaan.
"Belum, sampai saat ini kita belum menerima hasilnya seperti apa, apa hasilnya pakai pesawat itu. Apakah berpotensi apakah tidak," ujarnya.
Namun upaya Pemkab saat ini masih berkoordinasi dengan pihak SKK Migas dan Repsol bagaimana tindak lanjutnya.
"Yang jelas rapat di Bappeda pernah ditanya, nanti perusahaan akan menyampaikan hasilnya," ucapnya.
Dijelaskan Harris untuk kegiatan ini sejauh ini Sumatera Selatan merupakan daerah terbesar berdasarkan hasil survei eksplorasi tersebut. Jika nantinya Sarolangun juga memiliki potensi yang sama, maka pengelolaan akan diambil alih melalui SKK Migas dan Pertamina.
"Kemarin memang sudah meminta, begitu juga peta survei dan nanti akan kita lakukan rapat bersama Repsol. Minimal apa ada tindaklanjut, sehingga kita tahu potensi Kabupaten Sarolangun tentang Migas ini," tuturnya.