PT PIM (Pupuk Iskandar Muda) mengajak ITB untuk mengembangkan adsorben H2S dalam gas bumi. Pada tahun 1999, peneliti ITB berhasil menemukan formula adsorben yang memiliki kapasitas adsorpsi dua kali lipat dari yang dimiliki PT PIM.
Sayangnya absoeben yang diberi nama PIMIT-B1 tidak bertahan lama. Hal ini dikarenakan PT PIM mendapat pasokan gas baru. Disaat yang sama kepercayaan industri dengan buatan dalam negeri masih rendah.
Tahun 2003, ITB bekerja sama dengan Pertamina melakukan uji coba katalis reaktor skala pilot dan dinyatakan memiliki aktivitas lebih tinggi dari katalis yang ada dipasaran. Katalis ini diberi nama PITN 100-2T. Inilah yang menjadi cikal bakal Katalis Merah Putih.