Positif Corona Jambi Tambah

Beda Corona dan TB, dari Penyebab hingga Penyembuhan, Begini Penjelasan Dokter

Penulis: Mareza Sutan AJ
Editor: Teguh Suprayitno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Virus Corona

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Corona virus disease (Covid-19) saat ini masih mewabah di bebagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Penderitanya mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek dan gejala lainnya, atau bisa saja tanpa gejala.

Gejala dialami pasien Covid-19 juga dialami penderita tuberkilosis (TB). Lalu apa perbedaan keduanya?

Tribunjambi.com mewawancarai dr Ikalius Sp Paru, seorang dokter spesialis paru di Jambi. Menurutnya, perbedaan dua penyakit itu dapat dilihat mulai dari penyebabnya.

"Corona adalah virus. Sedangkan TB penyebabnya mycobacterum tuberkulosis, itu adalah bakteri," katanya, Rabu (15/4/2020).

20 Orang Jalani Rapid Test Usai Kontak dengan Pasien 01, 3 Orang Hasilnya Positif

Polda Jambi Sita Puluhan Kilogram Sabu Senilai Rp 42 Miliar, Kurir Diupah Rp 15 Juta

Positif Corona Covid-19, Pria Ini Bukannya Isolasi Mandiri, Malah Pulang Kampung, Begini Jadinya

Gejala yang diderita seseorang, baik yang terjangkit Covid-19 mau pun TB hampir sama. Batuk, demam, sesak napas, dan sakit tenggorokan, menurutnya adalah gejala umum seluruh penyakit paru.

Hanya saja, pada penderita TB biasanya bisa mengakibatkan batuk darah, batuk kronis atau batuk yang dialami dalam jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan pada penderita corona, mengalami batuk akut.

Pendeteksian dini TB dapat dilakukan dengan rontgen atau lebih baik dengan CT scan. Pemeriksaannya TB juga bisa dari dahak, dengan basil tahan asam (BTA) atau sekarang dengan metode tes cepat molekuler)l (TCM) dengqn alat GenExpert.

"Rontgen pada TB dapat dilakukan di fibroinfiltrat atau caverne di paru," terangnya.

"Sedangkan pemeriksaan untuk corona, mengikuti standar baku tetap PCR (Polymerase Chain Reaction) atau tes swab," imbuhnya.

Kematian yang disebabkan keduanya pun berbeda. Kematian yang disebkan oleh TB biasanya terjadi jika lama jika tidak diobati. Butuh waktu berbulan-bulan atau tahunan. Sedangkan kematian akibat Covid-19 mendadak cepat.

"Mulai gejala sampai kematiannya cepat, bisa dalam empat hari. Penularannya pun cepat, multiplikasi virus cepat dibanding bakteri TB," ulasnya.

Namun, Covid-19 hanya membunuh populasi sekitar 3 persen dari kasus positif. Sedangkan bakteri TB, kata Ikalius, membunuh 60-70 ribu jiwa di Indonesia setiap tahunnya.

Meski begitu, TB bisa diobati dengan Rifampicin, inh, ethambutol, pyrazinamide yang diberikan secara rutin selama kurang lebih 6 bulan untuk mematikan bakteri.

Sayangnya, hingga kini belum ada obat spesifik untuk pasien corona. Untuk itu, dia mengharapkan agar masyarakat, khususnya di Jambi tetap waspada dan ikuti anjuran pemerintah dalam menangani Covid-19 ini.
(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)

Berita Terkini