Adapun sebagai upaya pencegahan, masyarakat tetap harus mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari pihak medis dan kebijakan pemerintah dalam beraktivitas sehari-hari saat situasi darurat virus. Wallau a‘lam.
Konsumsi kurma
Di antara tuntutan syariat untuk terhindar dari wabah Covid-19 dan penyakit-penyakit semisalnya adalah dengan berdoa dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bukan berarti menghilangkan sebab untuk menghindarinya (preventif) dan menyembuhkannya (Kuratif).
Mengusahakan sebab dan berobat dalam syariat Islam tidak bertentangan dengan tawakkal kepada Allah.
Mengusahkan sebab agar terhindar dari penyakit dan berobat jika terpapar bagian dari membenarkan sunnatullah di alam raya.
Meyakini, hukum sebab akibat bagian meyakini sifat fi’liyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mengingkarinya termasuk amal kekufuran.
Berobat dalam Islam, seperti yang dituturkan Ibnu Qayyim dalam al-Tibbun Nabawi, ada dua cara. Pertama, pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum sakit. Yaitu dengan menjaga kesehatan, mengantisipasi penyakit, dan semisalnya.
Kedua, mengobati (Kuratif) yang dilakukan setelah terkena penyakit. Yaitu dengan berobat ke dokter, mengonsumsi obat, dan semisalnya. Dan pengobatan secara preventif itu lebih baik daripada curatif.
Para ahli kesehatan telah membuat berbagai tips untuk selamat dari penyakit Covid 19 ini.
Seperti memakai masker ketika keluar rumah, membersihkan tangan dengan Hand Sanitizer ketika akan menyenti mata, hidung, dan mulut. Juga mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Dalam hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditemukan tips mencegah penyakit.
Termasuk juga penyakit COVID 19 ini. Di antaranya, mengonsumsi 7 butir kurma Ajwa setiap pagi maka akan terhindar dari bahaya racun dan sihir.
مَنِ اصْطَبَحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةٍ لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
“Barang siapa setiap pagi mengkonsumsi 7 butir kurma ajwah maka pada hari itu ia akan terhindar dari racun dan sihir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)