Sedangkan, dokter sudah meminta agar jenazah Covid-19 dibungkus kain kafan dan plastik.
Plastik diketahui sangat sulit diurai oleh tanah hingga memungkinan virus tak bisa keluar dari bahan tersebut.
"Pak dokter kalau ada orang kena Corona meninggal dunia lalu kemudian ditutup dengan kain kafan, setelah itu dengan plastik, diikat, masuk ke dalam tanah, apakah masih menyebar?," kata Abdul Somad, memperagakan pertanyaan banyak pihak terkait pemakaman jenazah positif Covid-19.
"Dokter itu menjawab tidak, karena plastik itu hancur puluhan tahun bahkan lebih sekian puluh tahun baru dia hancur, baru wabah bisa keluar, dan wabah itu sudah mati,' Abdul Somad menyebutkan.
Sehingga, UAS berpesan agar semua orang jangan bertindak sesuai dengan prasangka saja tanpa benar-benar mengetahui suatu perkara, khususnya soal pemakaman jenazah Covid-19.
"Maka kalau sudah tidak ada kekhawatiran sedikit pun maka kita terima."
"Karena diluapkan oleh perasaan, karena persepsi, karena prasangka, maka sesungguhnya kita sudah berbuat tidak seperti pengetahuan kita," ucapnya.
Lihat videonya sejak menit awal:
Viral Bupati Banyumas Debat dengan Warga karena Jenazah Covid-19 Ditolak
Viral video jenazah pasien positif Virus Corona ditolak masyarakat hingga harus dilakukan pembongkaran.
Hal tersebut terjadi di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/3/2020).
Dalam kesempatan tersebut, bahkan Bupati Banyumas, Achmad Husein yang ikut memakamkan korban sempat meminta warga untuk tenang meski akhirnya jenazah harus dipindahkan.
Melalui sambungan video call acara Kabar Petang TV One pada Rabu (1/4/2020), Achmad Husein mengatakan warga takut tertular.
Padahal menurut ahli, jenazah yang sudah dikubur tidak bisa menularkan Virus Corona.
"Jadi alasannya itu mereka takut nanti sekitarnya (menjadi tertular)."
"Sebenarnya dari segi patologi dan mikrobiologis itu tidak seperti itu," ungkap Achmad.