Virus Corona

Kagetnya Peneliti Usai Otopsi Jasad Pasien Corona, Tak Lukai Paru-paru Saja, Tapi Juga Organ Ini

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Ilmuwan tangani pasien corona

Pada saat itu SARS menewaskan lebih dari 800 orang dan lebih dari dua lusin negara saat itu juga merasakan dampak dari wabah tersebut.

Sementara itu wabah MERS mewabah tahun 2012, pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi menyebabkan 860 kematian secara global.

Pria yang diotopsi di Beijing itu memiliki gejala awal pada 14 Januari kemudian meninggal dua mingggu kemudian.

Setelah itu dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.

VIDEO: Mudik Lebaran Saat Wabah Corona, Ini Tiga Skenario Pemerintah Indonesia

Ungkap Sosok Ibunda, Adik Presiden Jokowi: Kalau Ibu bilang Tidak, Kita ndak Berani Membantah

Kemudian setelah ilmuwan melakukan peneliti dengan otopsi temukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.

Juga ditemukan cedera pada hatinya yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.

Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin tidak secara langsung merusak jantung."

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan antiinflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

Begini Isi Telepon Terakhir Jokowi ke Keluarga Solo Sebelum Ibunda Meninggal Dunia, Tanya Hal Ini

Kisah Cinta Jokowi & Iriana Dibongkar Teman Kuliah Sang Presiden, Rahasiakan Sang Pacar Pada Sahabat

Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin dua rekan penulis itu tidak mampu menghadapi kometar lebih lanjut.

Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Sebelum Sang Ibu Meninggal Dunia, Presiden Jokowi Sempat Menghubungi Keluarganya di Solo

Sadarkan Warga Akan Bahaya Covid-19, Milenial di Tanjab Barat Kampanyekan Pencegahan Corona

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Studi pengamatan menyarankan penggunaannya untuk mengurangi peradangan dapat menyebabkan komplikasi termasuk diabetes, kematian jaringan tulang dan penundaan pengangkatan virus.

Lima ilmuwan China yang dipimpin oleh Lianhan Shang dari Universitas Pengobatan China Beijing, menerbitkan tanggapan terhadap penelitian yang mendorong penggunaaan kortikosteroid dalam kasus tertentu.

Masih Menyisakan Misteri Atas Kematiannya, Ternyata Marilyn Monroe Pernah bertemu dengan Soekarno

Muhibah Maritim II dan Road Race di Tanjabbar Ditunda Karena Covid-19

Halaman
123

Berita Terkini