Makam Fiktif yang Gegerkan Warga di Tulungagung, Ternyata Berawal dari Sampah Ilegal
TRIBUNJAMBI.COM -Banyak cara yang ditempuh untuk mengatasi sampah-sampah ilegal yang dibung warga di tepi jalan Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur.
Namun, berbagai cara itu tak juga memberi dampak dan hasilnya. Akhirnya, aparat desa setempat berinisiatif untuk membuat makam di lokasi yang sering dijadikan tempat orang membuang sampah tersebut.
Seperti yang terjadi di Desa Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Sebuah makam di tepi jalan aspal yang juga tidak jauh dari tempat pemakaman umum (TPU).
Pasalnya, makam itu terkesan nyeleneh, karena hanya berjarak sekitar 30 meter dari tempat pemakaman umum (TPU).
Akhirnya, keberadaan makam ini menimbulkan bermacam isu, seperti yang menyebut makam itu adalah makam warga yang ditolak.
• Warga Klaim Temukan Fosil Kayu, Makam Kuno Hingga Tiang Pancung Tempat Orang Bersalah Digantung
• Link Cerita Horor Viral Gono Sering Kena Bully, 7 Santri dan 2 Pemuda ke Kuburan Jaran
• Mendadak Dul Jaelani Minta Maaf ke Pacar Tiara Idol, Usai Diisukan Dekati Runner Up Idol 2020 Itu
Ada pula yang menjadikannya sebagai gurauan, sebagai makam orang yang menimbun masker di saat orang lain membutuhkan.
Makam ini juga menambah kesan angker, hingga banyak yang takut melewati area perbatasan desa ini.
"Sejak lama makam Desa Ngranti kan dikenal angker. Begitu ada makam di tepi jalan, semakin membuat orang takut," sebut Agung, warga setempat.
Namun ternyata makam di tepi perbatasan dengan Dusun Glotan, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat ini adalah makam palsu. Tidak ada mayat atau jenazah yang dikebumikan di dalamnya.
Suwito, Ketua RT 1 RW1 Dusun Miren 1, Desa Ngranti mengatakan, makam itu adalah bentuk rasa putus asa pemerintah desa.
Sebab menurutnya, sudah bertahun-tahun lokasi itu dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal.
Segala upaya sudah dilakukan untuk menghentikan warga buang sampah sembarangan, salah satunya memasang papan larangan.
Hanya saja semua usaha seperti sia-sia, karena sampah tetap dibuang warga dan menggunung di lokasi itu.
"Jadi di tengah rasa putus asa, akhirnya muncul ide membuat makam palsu itu. Harapannya warga tidak lagi buang sampah di situ," ungkap Suwito.