Kisah Prabowo Subianto saat di Akmil 1970, 'Kalau 30 Taruna Dihukum Pasti Ada Prabowo'

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prabowo Subianto saat masih di Akabri (Akmil) 1970.

"Kalau ada 30 taruna Akmil dihukum, pasti ada Prabowo. Kalau 10 taruna, pasti ada Prabowo. Lalu kalau di lapangan kalian lihat satu orang merayap, ya itulah taruna Prabowo”

TRIBUNJAMBI.COM - Megawati Soekarnoputri berkelakar tentang kenakalan Prabowo Subianto saat masih menjadi taruna di Akademi Militer.

Ketua Umum PDIP, sambil bersenda gurau, memaparkan hal-hal saat Menteri Pertahanan itu saat muda.

"Tadi sambil jalan, Pak Prabowo bilang: Saya ini nakal lho, Bu. Saya diturunkan pangkat," ujar Megawati menirukan Prabowo, Jumat (7/2/2020).

Dilansir dari KompasTV, ungkapan tersebut disampaikan Megawati saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan taruna dan taruni di Akademi Militer di Magelang.

Prabowo Subianto pilih berkarier di militer daripada kuliah di amerika (Instagram/@prabowo)

Setelah itu, dengan nada bergurau, Megawati lalu juga menceritakan komentar Ketua DPR RI sekaligus putri kandungnya, Puan Maharani.

"Bu Puan lalu bilang: Iya tapi kan hadiahnya jadi Menhan. Artinya kalau nakal sebaiknya nakal. Jadi kalau guru mau nempeleng, kasih saja pipinya," kata Megawati sambil tertawa.

Daftar Menteri Terkaya Jokowi dari Purnawirawan TNI-Polri, Prabowo Terkaya, Sosok Ini yang Terkecil

Begini Reaksi Megawati Saat Prabowo Minta Restu Ingin Buat Patung Soekarno Naik Kuda

BREAKING NEWS Keluarga Terduga Teroris Asal Jambi yang Tewas Ditembak Meluncur ke Pekanbaru

Seperti diketahui, Presiden kelima Indonesia tersebut hadir di Akmil Magelang, Jawa Tengah, untuk meresmikan patung Sukarno.

Dalam kuliah umumnya, Megawati juga menyinggung soal tantangan yang dihadapi para generasi muda untuk membela keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sekarang ini kalau masuk ke lapangan akan makin sulit. Dan di situlah pertarungan jiwa kita untuk bertahan. Dedikasi, keyakinan bahwa mau membela negara," kata Megawati.

Tampak dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh, antara lain Kepala BIN Budi Gunawan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (TNI) Andika Perkasa.

Kisah Prabowo Subianto saat muda

Melansir wikipedia, Prabowo Subianto lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951.

Ia anak ketiga dan putra pertama dari bapaknya Soemitro Djojohadikusumo yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Ibunya Dora Marie Sigar, yang lebih dikenal sebagai Dora Soemitro, berdarah Minahasa, yang berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.

Perlu diketahui, ayah Prabowo Subianto merupakan seorang pakar ekonomi dan politisi Partai Sosialis Indonesia yang pada saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir; pada April 1952, tak lama setelah kelahiran Prabowo, Soemitro diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.

Prabowo memiliki dua orang kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati; dan seorang adik lelaki, Hashim Djojohadikusumo.

Prabowo Subianto dan Bobby Nasution (Facebook/Sugiat Santoso)

Dari keluarga ayahnya, Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.

Nama pertamanya diambil dari pamannya, Kapten Soebianto Djojohadikusumo, seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari 1946 di Tangerang.

Keluarga Djojohadikusumo sendiri dikatakan merupakan keturunan dari Raden Tumenggun Kertanegara, seorang panglima laskar Pangeran Diponegoro di wilayah Kedu; dan Adipati Mrapat, bupati Banyumas yang pertama. Dengan itu, garis keturunan keluarga itu dapat ditarik lagi pada penguasa-penguasa awal Kesultanan Mataram.

Jarang di Indonesia

Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya menentang pemerintah Presiden Soekarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatra Barat.

Prabowo menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris.

Baru setelah kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, keluarga Soemitro kembali ke Indonesia, dan Prabowo masuk ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.

Selalu ada Prabowo

Ada cerita menarik tentang Prabowo Subianto yang terungkap saat Prabowo Subianto menghadiri acara silaturahmi dengan purnawirawan TNI-Polri dan relawan, di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta Timur, Sabtu (16/3/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo Subianto berpidato di depan para mantan komandan hingga juniornya, kala aktif berdinas di TNI.

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto justru lebih banyak berkelakar di hadapan koleganya.

Satu di antara banyaknya kenangan Prabowo Subianto saat mengenyam pendidikan di Akademi Militer (dahulu Akabri), adalah ia mengaku sebagai taruna yang lekat dengan hukuman.

Ilustrasi. Tentara nasional Indonesia AD (instagram @tentaranasionalindonesia.id)

"Dulu ada cerita di Akabri, 100 taruna dihukum pasti salah satunya ada Prabowo. 30 taruna dihukum, pasti ada Prabowo. 10 taruna, pasti ada Prabowo. Lalu kalau di lapangan kalian lihat satu orang merayap, ya itulah taruna Prabowo,” ungkapnya.

Kendati demikian, Prabowo Subianto tetap bangga, karena berkat gemblengan tersebut, ia bisa menjadi capres Indonesia.

Ia pun berterima kasih atas didikan tersebut, dan bahkan mengaku tetap hormat kepada para seniornya.

“Ini tradisi tentara rakyat, sekali senior tetap senior. Saya hormat,” ujar mantan Danjen Kopassus itu.

“Jadi kalau ada yang tanya Prabowo itu orangnya keras, jangan salahkan saya, salahkan orang-orang di situ,” tuturnya. (*)

Lika-liku Asmara Meriam Bellina di Masa Lalu, Rahasia Tampil Kencang dan Segar Meski 54 Tahun

Perilaku Mengejutkan Meriam Bellina Muda, Bom S3ks Indonesia Adegan Filmnya Dibatalkan (1982)

Mengapa Henky Solaiman Kerap Pakai Meriam Bellina di Filmnya? Terungkap Rahasia Selama Ini

Berita Terkini