TRIBUNJAMBI.COM - Berawal dari kecanduan game online, seorang pemuda tega tusuk ibu kandung hingga alami luka berat.
Pemuda itu adalah warga Grogol, Jakarta Barat CCS (18), menusuk ibu kandungnya sendiri sebanyak tiga kali, Sabtu (8/2/2020).
Pelaku CCS diduga memiliki kelainan aneh sejak kecanduan bermain game online.
• 11 Partai Politik di Jambi Tak Bisa Cairkan Dana Parpol, Ternyata Ini Sebabnya, BPK Ikut Terkait
Saat ini, pelaku CCS telah diamankan di Polda Metro Jaya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Saat ini, kondisi sang ibu mengalami luka berat usai ditusuk berkali-kali oleh sang anak.
Dia bilang, sang Ibu sudah dibawa di Rumah Sakit (RS) Tarakan Jakarta Pusat.
"Sekarang ibunya masih di RS. Ada 3 tusukan, pertama di leher, tangan dan perut. Kondisi sekarang korban dalam luka berat," ungkap dia.
Yusri menuturkan, saat ini tersangka dibawa ke rumah sakit jiwa oleh jajaran polisi.
Sebab sejak ditangkap hingga saat ini, sang anak masih terus berteriak layaknya orang terkena gangguan jiwa.
• VIDEO: Ini Dia Bripka Hans, Sosok Polisi Viral Asal Jambi yang Nyanyikan Lagu Jiayou Wuhan
"Tersangka kita bawa ke RS Jiwa karena sejak pertama penangkapan sampai saat ini masih berteriak terus sehingga perlu dikasih obat penenang. Ini masih kita dalami apa motif dari pelaku," tuturnya.
"Juga sama ibunya juga dalam keadaan stress, sejak beberapa bulan ini. Memang mereka tinggal berdua dalam satu rumah," lanjutnya.
Namun demikian, Yusri mengungkapkan, polisi masih melakukan tahapan tes psikologi untuk memastikan kelainan jiwa tersangka.
"Jadi nanti merujuk ke tes psikologi buat yang bersangkutan. Tapi sekarang ini memang kita kirin ke RS jiwa di Jakarta Barat untuk membuat yang bersangkutan tenang dulu. Kami cek ke sana sudah dikasih obat penenang. Mudah-mudahan setelah itu bisa dicek kejiwaan yang bersangkutan," tukas dia.
• Jackie Chan Beri Uang Rp 1,9 Miliar Bagi yang Mampu Menemukan Obat Anti Virus Corona!
Tikam Ayah Kandung Sampai Tewas
Tak terima ditegur, dimaki, dan dilempar batu oleh ayah kandung, Gunawan Sucipto Pane (26) gelap mata.
Ia nekat menebas sang ayah kandung, Torang Pane (50), pakai pisau besar hingga tewas.
Peristiwa pembunuhan terhadap ayah kandung ini terjadi di Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sabtu (8/2/2020) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
• Detik-detik Bocah SD Selamatkan Teman yang Nyaris Diculik, Ngaku Terinspirasi Dari Youtube
Sementara, Gunawan Pane sudah ditangkap dan kini masih diperiksa.
"Kasus ini ditangani Polsek Parongil.
Pelaku dan saksi-saksi saat ini masih di Unit Res, masih diambil keterangannya," tutur Maruli kepada Tribun Medan, Sabtu (8/2/2020) siang.
Kejadian ini, kata Maruli, bermula ketika Gunawan Pane menggelar durian di halaman rumah ayahnya, Desa Lae Parira, untuk dijual kepada tauke.
Durian mesti digelar guna penyortiran.
• Demi Percepatan Pembangunan, Tokoh Masyarakat Tanjabtim Ingin Cek Endra Pimpin Jambi
Melihat halaman rumahnya penuh, Torang Pane gusar dan menegur anaknya dengan kata-kata yang agak kasar.
"Dibilang bapaknya, 'Jangan kau bikin bisnismu di rumah ini!'.
Si anak heran, lalu menjawab: 'Apanya maksudmu, Pak?'," beber Maruli.
Sejurus kemudian, Torang Pane berjalan ke arah samping rumah untuk mengambil batu dan melemparkan batu itu ke Gunawan Pane.
"Korban melempar batu ke anaknya, lalu bilang, 'Masih di sini kau, Babi? Pergi kau! Harus kumatikan kau!," beber Maruli lagi.
• Istri Chrisye Dikabarkan Meninggal, Siapa Sebenarnya Chrismansyah Rahardi yang Orang Jarang Ketahui?
Kalap, Gunawan bangkit dari jongkoknya dan bergegas menuju mobilnya untuk mengambil pisau.
Setelah itu, Gunawan menghampiri ayahnya dan menebas punggung ayahnya sekali.
Tak puas, Gunawan lanjut menebas kepala ayahnya dua kali.
Istri Torang sekaligus ibu Gunawan kemudian melerai pembantaian itu.
Melihat ayahnya tersungkur, Gunawan lari ke rumah tetangga.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu kepada Polsek Parongil dan berupaya memberi pertolongan pertama kepada Torang.
Di perjalanan menuju rumah sakit, Torang mengembuskan nafas terakhirnya.
"Pisau yang dipakai pelaku berukuran panjang sekitar 25 cm, lebar 4 cm," ungkap Maruli.
Maruli menambahkan, jenazah Torang sudah divisum dan kasus ini masih diselidiki.
Suasana rumah duka Torang Pane (50) di tepi jalan besar Sidikalang - Parongil, Desa Lae Parira, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, belum begitu ramai dikunjungi pelayat, Sabtu (8/2/2020) siang.
Para pelayat yang datang, didominasi ibu-ibu, silih berganti mendekati jenazah Torang dan menangis di samping jenazah.
• UPDATE Virus Corona 725 Orang Mati dan 34.986 Terinfeksi, Ada di 28 Negara, Cek Lokasi Sebaran
Saat awak Tribun Medan menyambangi TKP guna mencari tahu cerita selengkapnya, Sabtu (8/2/2020) siang, pihak keluarga memilih menutup diri.
Ketika istri Torang, Pinta Uli boru Sihite, akan mulai bercerita kepada Tribun Medan, seorang pemuda bertato di lengan tiba-tiba muncul dan menyela pembicaraan.
Ia mengaku anak kandung Torang.
Ia menolak kasus ini diberitakan, diduga malu.
Ia juga berdalih, tak terima pemberitaan yang menyebut, Torang dan anaknya terlibat persaingan bisnis jual-beli durian dan persaingan itu kemudian memicu ketidakharmonisan keduanya.
"Di berita, dibilang bapakku ini mati gara-gara durian.
Setelah ini, akan kami korek itu semua.
Kami enggak mau terima wartawan sekarang, karena kami lagi berduka," tutur pemuda bertato itu.
(cr16/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Dilarang Gelar Durian di Halaman Rumah, Anak Kesal lalu Bunuh Bapak Kandung, https://medan.tribunnews.com/2020/02/08/dilarang-gelar-durian-di-halaman-rumah-anak-kesal-lalu-bunuh-bapak-kandung?page=all.