Kisah Kevin Terlahir dengan Kelamin Ganda, Sejak Kecil Dianggap Perempuan, Dua Kali Operasi

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang laki-laki asal Tegal Jawa Tengah, Kevin kisahkan dirinya memiliki dua kelamin ganda sehingga memiliki ovarium dan testis.

Kisah Kevin Terlahir dengan Kelamin Ganda, Sejak Kecil Dianggap Perempuan, Dua Kali Operasi

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang laki-laki asal Tegal, Jawa Tengah bernama Kevin terlahir dengan kelamin ganda.

Kevin memiliki dua kelamin sehingga mempunyai ovarium dan testis.

Sejak kecil, ia sudah dibiasakan dan dianggap sebagai anak perempuan oleh kedua orang tuanya.

Hal itu, lantaran saluran air kencingnya mengarah ke miss v.

Namun, hingga beranjak masa remaja, Kevin tidak mengalami masa pertumbuhan payudara dan menstruasi bulanan seperti layaknya perempuan pada umumnya.

Spoiler One Piece Chapter 971, Selain Roger, Oden Juga Dieksekusi? Cerita Akhir Kilas Balik Wano?

Sidak ke Toko Beras, Ambil 5 Sampel dari 5 Toko, Pemkot Sungai Penuh Tidak Temukan Beras Sintetis

Kevin pun membagi ceritanya pada kanal Youtube Gritte Agatha dalam #GritteBukaPraktek.

Ia yang sempat mempunyai rambut panjang akhirnya tertarik dan menyukai perempuan.

"Jadi awalnya itu saya lahir dengan dua benjolan di testis di antara lubang miss v. Jadi lubang miss v di sebelahnya itu ada dua testis," ungkap Kevin.

Kevin saat kecil bernama Siti Aisah. (Youtube Gritte Agatha)

Namun, seiring berjalannya waktu ia mengaku tidak mengalami masa puber layaknya perempuan.

Pada umur 16 tahun, ia mengaku mulai sadar akan keanehan dirinya jika ia laki-laki.

Sudah sejak kelas 3 SD, ia mulai tertarik kepada perempuan, tapi belum mengetahui pasti soal dirinya.

"Tapi saya berani cek kesehatan dan mulai tahu tahun 2014. Cuma ya dipendam karena saya menjaga perasaan dari keluarga dan orang tua," kata Kevin.

Ia mengatakan, sebenarnya orang tuanya tahu permasalahannya tersebut.

Namun, Kevin bilang, orang tuanya menganggap dirinya perempuan yang tomboy lantaran pemikiran orang desa yang tidak terlalu dipermasalahkan.

"Ya menyamankan diri. Karena orang tua kan memandangnya cewek saat itu, terus juga tetangga-tetangga dan lingkungan memandang saya itu cewek," ujarnya.

Halaman
1234

Berita Terkini