"Pondok cinta memberi kita kebebasan dan merupakan cara terbaik mengetahui siapa yang benar-benar kita sukai," katanya.
Menariknya, di Kreung kekerasan seksual jarang terjadi dan pemerkosaan bahkan hampir tidak ditemukan.
Anak-anak di desa Kreung tidak memiliki sikap agresif.
Mereka diajari sikap menghormati wanita karena dianggap bisa memengaruhi peternakan hewan keluarga dan hal lainnya.
"Ketika anak laki-laki tidur sepanjang malam, jika aku tidak ingin mereka menyentuhku mereka tidak akan benar."
"Kami hanya bicara dan tidur,” kata Nang Chan.
"Jika aku punya pacar istimewa dan kami saling mencintai, aku akan dekat dengannya."
"Tetapi jika saya berhenti mencintainya dan menyukai pria lain, saya akan berhenti berhubungan intim dengan mantan saya," katanya.
• Ini yang Bakal Polisi Lakukan Jika Hasil Autopsi Ibunda Rizky Febian Ada Hal yang Tak Wajar
"Saya sudah tinggal di gubuk sejak usia 15 dan sejak dan sudah ada 4 pacar istimewa."
"Saya tidak menghitung berapa banyak orang yang datang untuk menginap. Ada 2-3 orang di malam hari," katanya.
Orang Kreung sendiri telah diimbau untuk menggunakan kondom untuk mencegah kehamilan.
Sebelum itu, suku dari desa Kreung sudah membuat "pil KB" sendiri yang terbuat dari kayu, anggur, dan kelabang.
Berkat propaganda organisasi non-pemerintah setempat, kondom secara bertahap menjadi lebih populer di desa tersebut.
Namun, budaya itu sudah semakin memudar karena budaya modern yang menjelaskan bahwa berhubungan intim pra-nikah tidak benar. (TribunStyle/Dhimas Yanuar).
• Selama 15 Jam Tidak Pulang, Pencarian Abu Bakar Digelar, Terakhir Pamit BAB
Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Viral, Desa Ini Persilakan Anak Gadis Hubungan Badan dengan Banyak Pria untuk Temukan Pasangan Hidup