Bikin Geger Kampus Unsri, Mahasiswa Ini Dengar Auman Harimau di Universitas, Jejak Pun Didapatkan
TRIBUNJAMBI.COM, INDRALAYA - Sungguh buat geger Universitas Sriwijaya Indralaya. Pasalnya salah seorang mahasiswanya mendengar auman harimau.
Sebelumnya kabupaten Ogan Ilir sering digegerkan dengan sosok Harimau.
Setelah terlihat di Kabupaten Muara Kuang, kali ini hewan buas tersebut terlihat di sekitar Universitas Sriwijaya Indralaya.
Sontak, jagad maya heboh lantaran informasi yang beredar tersebut. Apalagi kali ini, jejak hewan tersebut 2 kali terendus.
Awalnya informasi tersebut berasal dari Kepala Kebun Riset Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Umar Harun.
• Sepupu Raffi Ahmad Pamer Harimau Benggala, BKSDA Pastikan Tak Ciduk Alshad Ahmad
• Hanya Ada Duplikat Bebatuan dan Patung Harimau, Museum Kerinci Minim Koleksi, Ini Kata Bupati
• Terungkap Doa yang Dibaca Katemin Hingga Allah SWT Selamatkan Dari Terkaman Harimau di Muaraenim!
• Surat Yasin lengkap 83 Ayat dilengkapi Bahasa Latin dan Arab Lengkap dengan Terjemahan dan Video
Ia mendapat laporan dari seorang mahasiswanya bernama Rizky, yang mengaku mendengar suara Harimau di sekitar Arboretum itu, Sabtu (4/1/2020) lalu.
"Memang sore itu sepi, hanya dia sendirian. Tiba-tiba dia mengaku mendengar suara auman," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (9/1/2020).
Tentu saja, mahasiswa tersebut lari tunggang langgang menghidupkan motornya untuk kabur. Rizky pun langsung melaporkan kejadian itu pada Umar.
"Waktu itu masih saya jaga, agar informasinya gak bikin resah. Tapi saya imbau kepada mahasiswa saya untuk hati-hati," terangnya.
Dan pada Senin (6/1/2020), ia memerintahkan kepada petugas kebun dan satpam untuk mengecek lokasi yang dicurigai sebagai tempat munculnya hewan tersebut.
Saat ke sana, ia mendapat laporan jika ada tapak diduga bekas Harimau itu.
"Waktu itu saya gak ikut, jadi ga bisa memastikan. Dan kita juga bukan ahlinya, jadi gak bisa mastiin itu apakah tapaknya benar atau bukan," tegasnya.
Dan saat itu juga, ia melapor secara lisan kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Waktu itu, mereka masih mengimbau secara tertutup karena ditakutkan informasi yang simpang siur hanya akan menimbulkan kecemasan di kalangan mahasiswa.
"Tetap kita imbau melalui mulut ke mulut waktu itu," katanya.