Jadi Korban Ke 4 yang Tewas Diterkam Harimau, Tubuh Suhadi Ditemukan Sudah Tak Utuh

Editor: rida
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

"Tahap pencarian potongan anggota tubuh korban dihentikan untuk sementara, dikarenakan kendala jarak yang jauh kurang lebih dua jam jalan kaki," lanjut Irwansyah.

"Cuaca juga dalam keadaan hujan deras sehingga tidak mendukung. Direncanakan besok (senin, 23 Desember 2019) akan kembali dilakukan pencarian sisa anggota tubuh korban yang belum ditemukan."

BENARKAH Bentuk Perut Ibu Hamil Tentukan Jenis Kelamin Janin? Ketahui Fakta Sebenarnya

Pemda Gelar Rakor Kepala Desa, Anggota DPR RI Turut Hadir

Pemkot Sungaipenuh Terima Bantuan Kendaraan & Alat Metrologi Legal UTTP

Download Lagu MP3 Didi Kempot Godfather of Broken Heart - Cidro, Ambyar, Pamer Bojo, Stasiun Balapan

Warga diimbau tak beraktivitas di kebun Potongan tubuh Suhadi saat ini telah dibawa ke RSUD Lahat untuk dilakukan visum.

Sementara, warga diimbau untuk menghentikan aktivitas di kebun sementara waktu.

"Masyarakat khususnya disekitar TKP untuk waspada bila berpergian ke kebun dan jangan pergi sendiri," imbuh Irwansyah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Petani Tewas Diterkam Harimau di Lahat: Jadi Korban Ke-4, Ditemukan Tak Utuh"

Takut Jadi Korban Harimau, Perambah Hutan Lindung Tinggalkan Kebunnya

Para perambah hutan lindung di Desa Tebat Benawa, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, mulai meninggalkan kebunnya karena takut menjadi mangsa harimau.

Seperti diketahui, tiga kejadian tewasnya petani kopi yang diterkam harimau terjadi di kawasan lokasi habitat harimau yang masuk ke hutan lindung.

Ketua Adat Desa Tebat Benawa, Budiono (57) mengatakan, aktivitas perambahan hutan lindung telah berlangsung sejak puluhan tahun.

Bahkan, saat ini luasan hutan yang dirambah telah mencapai ratusan hektare.

Menurut Budi, para perambah hutan lindung tersebut merupakan masyarakat luar Desa Tebat Benawa.

Mereka membuka lahan untuk ditanami kopi dan tanaman lainnya.

"Tapi untuk sekarang tidak ada lagi yang datang ke sana (hutan lindung). Seluruh kebun mereka (para perambah) sudah ditinggalkan sejak kejadian kemarin," kata Budi, Kamis (19/12/2019).

Budi menerangkan, jarak antara perkampungan dengan hutan lindung sekitar 2 jam perjalanan dengan melintasi hutan rakyat dan hutan adat.

Halaman
1234

Berita Terkini