Kerap Rewel, Balita 4 Tahun di Tangerang Digorok sang Ayah Sampai Tewas!

Editor: Heri Prihartono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang ayah di Tangerang tega gorok leher seorang balita usai video call dengan sang ibu!

Tersangka bernama Ardiansyah (31) tega gorok leher balita hingga tewas.

Pelaku merupakan warga asal RT 02/02 Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, pada Senin (16/12/2019) pagi.

Korban yang merupakan anak kandung Ardiansyah berinisial R (4).

 

Akibat tindakan brutal sang ayah, bocah yang akrab disapa Aca ini tewas dengan penuh luka sayatan senjata tajam.

"Korban luka di bagian leher akibat senjata tajam, ada juga di luka di tangan dan tubuhnya," ujar Kapolsek Neglasari Kompol Manurung kepada Wartakotalive, Senin (16/12/2019), dilansir POS-KUPANG.COM dari Wartakotalive.

Kompol Manurung menjelaskan, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.

Diketahui bahwa pelaku dan korban ini tinggal di kontrakan daerah Kedaung Wetan.

VIRAL! Uang Rp 500 Ribu Hasil Jadi Kuli Panggul Digondol Perampok, Sempat Ditikam Pelaku!

Daftar Kumpulan 160 Nama Bayi Islami Perempuan Serta Arti dan Maknanya, Awalan A hingga Z, Lengkap

"Tinggal di kontrakan itu bapak, ibu dan satu anaknya. Bapak dan ibunya mengalami konflik," ucapnya.

Usai Video Call Sang Ibu, Ayah Gorok Anak Kandungnya yang Masih Balita Berusia 4 Tahun (Warta kota)

Sehingga, ibu korban pergi dari kontrakan tersebut menuju rumah orang tuanya.

Korban, rewel di kontrakan dan menangis terus-menerus.

"Ayahnya kesal dan langsung menghabisi nyawa korban menggunakan pisau."

"Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut," kata Manurung.

Tragedi berdarah tersebut berlangsung di kontrakannya, Kedaung Wetan RT 02/02 Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Senin (16/12/2019).

"Setelah melakukan itu pelaku mencoba menghubungi mertuanya," ujar Kompol Manurung.

Mertua pelaku bernama Mamat (51) juga bermukim di wilayah Kedaung Wetan.

Link Live Streaming dan Prediksi Skor Persija Vs Persebaya, Tonton Liga 1 2019 di HP!

Kantongi Nama Mafia Migas, Presiden Jokowi: Bukan Saya Cari, Sudah Ketemu Siapa yang Seneng Impor

"Pak, datang ke kontrakan, saya bunuh diri," kata Ardiansyah melalui sambungan telepon kepada Mamat.

Saat tiba di kontrakan, pintu terkunci. Mamat pun mencoba mendobrak.

"Ternyata di dalamnya korban R sudah dalam keadaan meninggal," kata Kompol Manurung.

Balita berusia 4 tahun ini bersimbah darah terbaring di atas kasur.

R penuh luka di bagian leher, tangan dan tubuhnya.

"Sedangkan ayahnya mengalami luka berat. Setelah membunuh anaknya itu, dia mencoba bunuh diri."

"Saat ini masih menjalani pengobatan di rumah sakit."

"Sedangkan ibu korban saat kejadian sedang kabur ke rumah orang tuanya. Kami masih melakukan pemeriksaan," jelas Kapolsek.

Kronologi

Kompol Manurung menjelaskan, kejadian ini bermula lantaran konflik keluarga.

Ibu balita ini pergi dari rumah kontrakan ke rumah orang tuanya.

"Sebelum kejadian itu, anaknya sempat video call dengan ibunya," ujar Manurung kepada Wartakotalive, Senin (16/12/2019).

Ardiansyah meminta istrinya itu segera kembali ke kontrakan, namun tak diindahkan.

"Terus anaknya nangis-nangis terus. Minta ibunya pulang, tapi enggak mau," ungkapnya.

Dia emosi melihat buah hatinya itu menangis terus-menerus.

"Lalu pelaku mengambil pisau dan melakukan aksinya itu," beber Manurung.

Ardiansyah secara membabi buta menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.

Korban diketahui berinisial R, bocah laki-laki yang masih berusia 4 tahun.

Bahkan, sang ayah membunuh darah daginya sendiri dengan cara menggorok leher balita ini.

Lokasi kejadian

Peristiwa tersebut berlangsung di Kedaung Wetan RT 02/02, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten.

Diketahui pelaku, korban, dan ibunya tinggal di rumah kontrakan.

Saat kejadian, ibu korban pergi ke rumah orang tuanya setelah cekcok dengan suaminya.

"Tinggal di kontrakan itu bapak, ibu dan satu anaknya. Bapak dan ibunya mengalami konflik," kata Kompol Manurung masih dilansir dari sumber yang sama.

Pelaku ingin bunuh diri

Setelah menghabisi nyawa anak kandungnya, Ardiansyah mencoba bunuh diri.

Sesaat sebelum bunuh diri, Ardiansyah menghubungi mertuanya.

"Setelah melakukan itu pelaku mencoba menghubungi mertuanya," papar Kapolsek Neglasari Kompol Manurung dilansir dari Wartakotalive.com, Senin (16/12/2019).

Diketahui, mertua pelaku bernama Mamat (51) tinggal tidak jauh dari rumah kontrakannya.

"Pak, datang ke kontrakan, saya bunuh diri," kata Ardiansyah melalui sambungan telepon kepada Mamat.

Mamat pun segera mendatangi rumah kontrakan menantunya.

Saat tiba di rumah kontrakan, pintunya terkunci, Mamat pun mencoba mendobrak.

Setelah pintu dapat terbuka, Mamat menemukan cucunya sudah dalam keadaan meninggal.

Balita berusia 4 tahun tersebut bersimbah darah terbaring di atas kasur dengan luka di bagian leher, tangan, dan tubuhnya.

Sementara itu, pelaku mengalami luka berat setelah mencoba bunuh diri.

Saat ini pelaku masih menjalani pengobatan di rumah sakit.

Sedangkan, ibu korban yang kabur ke rumah orangtuanya saat kejadian akan diperiksa.

"Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut," kata Manurung.

Di Ngawi Jatim

Kejadian serupa juga menimpa bayi perempuan berusia sekitar lima bulan, berinisial AA.

AA meninggal dunia setelah dianiaya ayah kandungnya, Muhammad Juniarto (32).

Balita ini sempat sehari dirawat di Puskesmas Ngawi Purba, Ngawi, Jawa Timur.

Namun pada Minggu (3/11/2019) sekitar pukul 09.00 WIB, korban dinyatakan meninggal.

Kapolres Ngawi, AKBP Pranatal Hutajulu, saat dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan, kasus ini terbongkar saat warga memandikan jenazah, dan melihat wajah, kepala, serta punggung korban terdapat luka memar.

Warga yang curiga kemudian melapor kepada pihak kepolisian.

"Setelah kami melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku dan beberapa saksi, bisa kita simpulkan bahwa pelakunya adalah orangtuanya sendiri atau ayahnya sendiri, inisial MJ yang melakukan penganiayaan sehingga anak kandungnya meninggal dunia," kata AKBP Pranatal Hutajulu, Senin (4/11/2019) siang.

Dia menuturkan, saat ini Muhammad Juniarto yang merupakan ayah korban sudah ditetapkan sebagai tersangka, berdasarkan bukti visum terhadap tubuh korban dan juga keterangan saksi.

"Saat ini tersangka sudah kami tahan dan kita akan terapkan pasal 75 undang-undang perlindungan anak dengan ancaman pidana 20 tahun penjara," katanya.

AKBP Pranatal Hutajulu menambahkan, untuk memastikan kondisi kejiwaan pelaku, pihak kepolisian akan meminta bantuan dari psikiater untuk memeriksa tersangka. 

Membunuh karena Rebutan Roti

Peristiwa sebelumnya, seorang ayah juga tega bunuh anak kandung yang masih pelajar SMP hanya karena rebutan roti.

Dada kiri si anak ditusuk hingga tewas.

Penyebab siswa SMP asal Palangkaraya tewas, akhirnya terungkap.

Ek siswa SMP tewas ditusuk ayah kandung, Mar (45) karena kesal korban rebutan makanan dengan adik korban.

Siswa SMP Palangkaraya dibunuh ayah karena rebutan roti.

Sebelumnya, Mar mengaku bahwa Ek tewas tertusuk pisau yang tak sengaja mengenai tubuhnya di lokasi Ek terjatuh.

“Berdasarkan hasil otopsi serta keterangan dari adik korban, akhirnya ayah korban mengakui semua perbuatannya,” kata Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar, di Mapolres Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).

Mar mengaku telah menusuk anak kandungnyam, Ek, hingga tewas.

Timbul mengatakan, adik korban melihat ayahnya menusuk korban menggunakan pisau yang sedang digunakan untuk mengupas jagung.

Namun, ayah korban tetap menyanggah bahwa telah menusuk korban dengan sengaja.

Mar mengaku melemparkan pisau itu dan kebetulan mengenai dada korban.

Ayah korban mengaku kesal dengan korban karena tidak mau mengalah dengan adiknya yang meminta jajanan milik korban.

Saat korban dan adiknya berkelahi, ayah korban langsung melemparkan pisau yang sedang digunakannya untuk mengupas jagung tepat pada bagian dada kiri korban.

“Saya lempar bukan saya tusuk,” kata Mar.

Melihat anaknya mengerang kesakitan, Masriadi sempat berusaha membawa korban ke Rumah Sakit Kelampangan.

Namun, setibanya di rumah sakit korban sudah tidak bisa diselamatkan.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMP tewas tertusuk pisau di halaman rumahnya, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/8/2019).

Pihak keluarga sempat menutupi kasus ini.

Namun, polisi tetap membawa korban untuk dilakukan otopsi, serta meminta keterangan ayah korban.

Dari keterangan orangtua korban, Ek tewas saat dikejar adiknya di halaman rumah karena tak mau memberikan roti.

Korban terpeleset dan terjatuh.

Nahas, di lokasi korban terjatuh terdapat pisau hingga akhirnya menghujam dada korban. Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, korban tidak tertolong.

Polisi Mulai Curiga

Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, polisi sempat melihat adanya kejanggalan atas tewasnya Ek (15), siswa SMP di Palangkaraya di halaman rumahnya.

Timbul mengatakan, keanehan itu karena saat tiba di lokasi, polisi tidak menemukan adanya tanda kekerasan atau bekas bercak darah seperti informasi yang diterima.

Polisi kemudian meminta pihak keluarga untuk membawa korban ke kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya, agar bisa diotopsi.

Namun, keluarga Ek sempat menolak.

Setelah berbagai upaya dan penjelasan demi kepentingan proses hukum, akhirnya pihak keluarga mengizinkan korban untuk diotopsi.

"Berdasarkan hasil visum, ditemukan ada luka robek pada bagian dada sebelah kiri korban. Diduga berasal dari tusukan benda tajam," kata Timbul, Sabtu (31/8/2019).

Namun, polisi akan memeriksa orangtua dan adik korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMP tewas tertusuk pisau di halaman rumahnya, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/8/2019).

Pihak keluarga sempat menutupi kasus ini. Namun, polisi tetap membawa korban untuk dilakukan otopsi, serta meminta keterangan ayah korban.

Dari keterangan orangtua korban, Ek tewas saat dikejar adiknya di halaman rumah karena tak mau memberikan roti.

Korban terpeleset dan terjatuh.

Nahas, di lokasi korban terjatuh terdapat pisau hingga akhirnya menghujam dada korban. Korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, korban tidak tertolong. (*)



Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul KRONOLOGI LENGKAP Ayah Gorok Anak Kandung yang Masih Balita Berusia 4 Tahun Usai Video Call Sang Ibu, https://kupang.tribunnews.com/2019/12/17/kronologi-lengkap-ayah-gorok-anak-kandung-yang-masih-balita-berusia-4-tahun-usai-video-call-sang-ibu?page=all.

Berita Terkini