TRIBUNJAMBI.COM - Sejumlah keunikan yang ada pada masyarakat suku Dani menarik perhatian banyak orang, termasuk orang mancanegara untuk mempelajari kehidupan mereka.
Suku Dani, di Lembah Baliem di Papua Barat, Indonesia, baru ditemukan oleh ilmuwan Barat 80 tahun yang lalu.
Orang-orang Suku Dani ditemukan oleh ahli zoologi Amerika pada tahun 1938, pertama kali keberadaan mereka dicatat oleh orang luar.
Tradisi mereka dalam melestarikan jenazah leluhur rupanya menarik perhatian seorang fotografer perjalanan bernama Gianluca Chiodini, seperti melansir Daily Mirrror, Senin (9/12/2019).
• Dampak Diseminasi, Kinerja Guru dan Siswa Semakin Membaik
• Temukan Batu Misterius, Ternyata Pemulung Ini Dapat Rezeki Nomplok, Seharga Rumah Super Mewah
Sebelum sampai di tempat Suku Dani yang terisolasi, pria berusia 41 tahun itu harus menempuh berjalanan selama berhari-hari.
Chiodini mengatakan bahwa ia disambut baik.
Segera setelahnya, ia terpesona oleh penduduk asli suku Dani.
Ia mengatakan, "Suku Dani adalah suku terindah di kawasan ini."
Chiodini sebelumnya telah mempelajari tentang mumifiksai.
Namun, tetap saja ia merasa begitu beruntung karena ia memiliki kesempatan untuk melihat Suku Dani mengawetkan salah satu mayat.
Chiodini mengatakan, "Saya telah mempelajari mumifikasi sebelum saya tiba, tetapi saya tahu itu hanya keberuntungan yang memungkinkan saya untuk benar-benar melihat salah satu mayat yang diawetkan."
"Suku Dani dikatakan menyimpan tujuh mumi, tetapi hanya dua (mumi) yang bisa dilihat oleh orang asing," tambahnya.
• Sidang Perdana Pembunuhan di Kampung Benit Bungo Digelar, Dibantu Penerjemah
Kemudian ia pun menceritakan cara Suku Dani dalam mengawetkan mayat leluhurnya.
Dan pengawetan mayat leluhur Suku Dani pun terbilang cukup unik.
Orang-orang suku Dani bahkan memasak jasad leluhur mereka setiap hari untuk membantu melestarikan tubuh mumi leluhur mereka.