Ancaman pun selalu menghantui pegawai saat bertugas mengantarkan penumpang dengan pesawat Garuda yang diberikan oleh Dirut secara langsung.
Kesemena-menaan itu membuat pegawai merasa tak nyaman hingga diduga banyak pegawai Garuda mengundurkan diri.
Tak sampai disitu, di bawah tekanan dan hukuman membuat kinerja dan pelayanan Garuda Indonesia di setiap perjalanan seperti mengalami penurunan beberapa waktu ini.
• Tertinggal Jauh Dari Vietnam dan Thailand, Indonesia Turun Keperingkat 4 SEA Games 2019
• BREAKING NEWS Pantai Cemara Tanjab Timur Dikerubuti 26 Ribu Ekor Burung Migran, Ngumpul
• HOAX atau Fakta, Bayi Usia 40 Hari Meninggal Usai Diberi Makan Pisang, Hasil Visum Membuktikan Bahwa
• Mayat dengan Dandanan Necis Mengapung di Sungai Batang Jujuhan, Ditemukan Pagi Ini
Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Jacqueline memberikan contoh bahwa saat membuat kesalahan sekecil apapun oleh pegawai, ancaman yang diberikan Ari Askhara pada pegawai tersebut adalah pemindahan tugas ke Papua.
Atau bahkan awak kabin dilarang terbang atau mendapat penalti untuk tidak berdinas atau istilahnya di-grounded secara tiba-tiba.
“Mereka (awak kabin) takut ada yang terancam, contoh, lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua, kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang,” kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Tak kalah dengan masa tanam paksa, Ari Askhara dinilai membahayakan kesehatan pegawai karena memberikan jam kerja yang tanpa batas.
Padahal maskapai plat merah tersebut memberikan pelayanan pada publik sebagai pemberi jasa penumpang.
Itu akan bisa berimbas pula jika awak kabin kurang istirahat atau sakit bisa membahayakan keselamatan penumpang jika ia masih bertugas.
Jacqueline juga memberikan contoh seperti perjalanan Garuda Indonesia dari Jakarta ke Sydney, Australia.
Terkadang pejalanan Jakarta-Sydney kembali lagi ke Jakarta harus bisa ditempuh awak kabin selama 3 hari.
Atau bisa dikatakan pulang pergi (PP) yang artinya setelah mendarat, awak kabin tak ada jeda untuk beristirahat langsung berangkat lagi mengudara.
Sekretaris ikatan pegawai Garuda tersebut juga mengatakan akibat dari tekanan kerja yang diberikan sangat tinggi saat ini sudah ada delapan pegawai yang diopname atau jatuh sakit.
“Contoh schedule Sydney-Jakarta-Sydney, itu harusnya tiga hari, tapi jadi PP (pulang pergi). Itu beri dampak tidak bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang diopname,” ucap dia, dikutip dari Kompas.com.
Atas dasar itu, dirinya bersama anggota IKAGI lainnya ingin bertemu dengan pihak Kementerian BUMN.