Memilukan, Napi di Jambi Tak Dizinkan Ketemu Orangtuanya yang Meninggal, Keluarga Bawa Jenazah ke Lapas Bangko
TRIBUNJAMBI.COM,BANGKO -- Isak tangis keluarga ND pecah di pintu masuk Lapas Klas IIB Bangko. Betapa tidak, saat orangtuanya meninggal, dirinya tidak diberikan izin keluar untuk bertemu bapaknya terakhir kalinya.
ND merupakan tahanan dengan kasus narkoba, dia diamankan beberapa waktu lalu. Dan kemarin, Jumat (30/11) sore, orang tuanya meninggal.
Pihak keluarga telah berupaya untuk meminta izin kepada pihak lapas agar ND bisa bertemu dengan orang tuanya yang meninggal. Namun upaya mereka sia-sia. Pihak lapas tidak memperbolehkan keluar walaupun sebentar.
Karena tidak diizinkan pulang sementara, keluarga ND berinisiatif untuk mempertemukan jenazah orangtuanya dengan membawa jenazah itu kedepan lapas Klas IIB Bangko.
• Pertama Kali di Jambi, Sensus Penduduk Tahun 2020 Akan Dilakukan Secara Online
• Gubernur Fachrori Buka Muswil XIV Pemuda Muhammadiyah Provinsi Jambi
• Timbulkan Sikap Kompetitif pada Anak Meski Home Schooling
• 13 Atlet Jambi Perkuat Timnas Indonesia di SEA Games Manila Filipina
ND sangat terpukul, air matanya berlinang, sesekali dia menyeka air matanya yang jatuh dipipinya.
Kejadian ini sempat diunggah ke media sosial. Banyak warga net mengkecaman atas kejadian ini.
Mereka menyebut jika pihak lapas tidak lagi memiliki hati nurani. Ada juga yang menyebut jika yang meninggal ataupun yang menjadi tahanan adalah pejabat, pasti diizinkan untuk izin sementara.
"Dulu orangtua Zumi Zola (mantan gubernur Jambi,red) meninggal, tapi KPK memberikan izin keluar. Ini juga meninggal, tapi kok tidak dapat izin," kata warga net.
Ternyata kejadian ini juga mendapatkan sorotan dari Ketua DPRD Kabupaten Merangin Herman Efendi. Herman Efendi sangat kecewa atas kebijakan pihak Lembaga Pemasyrakatan Merangin.
"Saya atas nama pribadi dan sebagai Ketua DPRD Merangin merasa sangat kecewa atas kebijakan pihak LP yang tidak manusiawi yang tidak memberi izin kepada seorang anak yang berduka karena orang tua kandungnya meninggal dunia," kata Herman Effendi melalui telepon seluler.
Menurut dia, jika khawatir tahanan tersebut kabur, pihak lapas harus mengawal ketat untuk melepaskan ketempat peristirahatan orang tua ND tersebut.
"Saya sangat kecewa sekali," kata Herman.
Kalapas Klas IIB Bangko Suroto yang dihubungi melalui ponselnya tidak merespon. Beberapa kali Tribunjambi.com menghubunginya, Suroto tetap tidak merespon. (*)