Setelah pelaksanaan langkah awal itu, nantinya kata Fauzi juga akan melihat perlu tidaknya rekaya lalu lintas. “Karena kan masih ada jalan lain juga seperti dari Tebo menuju Simpang Niam ke Merlung, itu jalan APBN juga,” ujarnya.
Untuk aktivitas masyarakat sekitar yang sehari-hari beraktivitas di jembatan sendiri kata Fauzi tidak masalah. “Kalau kendaraan ringan tak masalah, kita kurangi beban yang ditanggung jembatan yang kendaraan bobot besar,” jelasnya.
Meski demikian, lanjut Fauzi menyebut takkan ada penghentian lalu lintas, hanya mengurangi beban yang ditanggung jembatan saja. Ke depannya pihanya juga akan melihat dari upaya awal yang dicoba.
“Menjelang ada keputusan direhab jembatannya atau bangun jembatan kembar, kita akan lakukan rekayasa tadi,” katanya.
Dia bilang dimungkinkan juga kata dia pembangunan duplikasi di sebelah jembatan Batanghari I ini.
“Bahannya nanti konstruksi sesuai standar kementerian, apa dibangun secara erection itu keputusan Kementerian bisa jadi juga nanti.
Artinya duplikasi ini dibangun jembatan dengan bentuk persis sama bukannya jembatan darurat,” ujarnya.
Ditanya soal alternatif dengan membangun jembatan Batanghari III, Fauzi menyebut masih berporoses di kementerian.
“Sedang dalam pembahasan di kementerian,” ujarnya.
Sayangnya hingg berita ini diterbitkan, Tribun belum berhasil mengonfirmasi pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IV Provinsi Jambi.
Tribun Jambi telah berupaya menyambangi kantor BPJN yang berlokasi di kawasan Pasir Putih Kota Jambi, namun tidak ada yang bisa diwawancarai di sana untuk memberikan keterangan mengenai jembatan ini.
Tribun hanya ditemui pegawai yang berjaga dikantor, dan menyampaikan pimpinannya semua sedang berada di luar kota.
"Tidak ada pimpinan, semuanya berangkat ke Batam, ada rakor (rapat koordinasi), mungkin Senin baru ada di kantor," ujarnya penjaga kantor itu.
Pantauan Tribun Jambi di Jembatan Batanghari I, kendisi lalu lintas sangat padat terutama pada jam sibuk.
Hal ini mengakibatkan terjadi antrean di sepanjang jembatan.
Hal tersebut berpotensi membahayakan jembatan dan penggunanya jika jembatan runtuh.