"Museum tak lagi distigmakan angker. Museum gudangnya ilmu silahkan digunakan semaksimal mungkin. Semua nilai kearifan lokal bisa digali dari museum," pungkasnya.
Asri, pengunjung yang dijumpai Kamis (31/10/2019) lalu mengaku kaum dengan bagai mana masyarakat Jambi dulunya menggunakan alat tangkap ikan dengan arif tanpa merusak lingkungan.
"Kayak alat tangkap yang dipakai pun dari bahan alami dan juga tidak sampai merusak lingkungan, sementara sekarang banyak yang menggunakan putas atau alat setrum," katanya.
Bahkan beberapa alat tangkap ikan yang ia jumpai pun masih asing baginya, "Kayak Jermal atau alat tangkap ikan seperti Saruwo kan sudah jarang digunakan. Sayang kalau tidak di sosialisasikan kembali ke nelayan kalau ini loh dulu alat tangkap ikan yang ramah lingkungan," pungkasnya.
Ada Jermal, Kelong, Juga Lukah, Berbagai Alat Tangkap Ikan, Kearifan Lokal yang Mulai Ditinggalkan (Tribunjambi.com/Dedy Nurdin)