Berita Nasional

Terkuak Alasan Abu Rara Serang Wiranto dengan Pisau, Bukan dengan Bom, Kepala BIN Buka Motifnya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Senjata yang dipakai tusuk Wiranto menjadi perbincangan

Terkuak Alasan Abu Rara Serang Wiranto dengan Pisau, Bukan dengan Bom, Kepala BIN Buka Motifnya

TRIBUNJAMBI.COM - Sampai saat ini, aksi serang Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31) menggunakan kunai (pisau) untuk menusuk Menko Polhukam Wiranto masih jadi pertanyaan.

Pasalnya, aksi terorisme yang dilakukan Abu Rara biasa identik menggunakan bom.

Kepala Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkap motif pelaku penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Jenderal Purn TNI Wiranto.

Selain itu, Kepala BIN turut mengungkap alasan terduga teroris tersebut menggunakan pisau bukan bom.

Diketahui, Menkopolhukam Jenderal Purn TNI Wiranto ditusuk di bagian perut di dekat pintu gerbang Lapangan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Wiranto ditikam menggunakan senjata tajam oleh pasangan suami istri.

Pelaku laki-laki bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31).

Ia merupakan warga Jalan Alfaka VI No 104 Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan.

Sementara, sang istri bernama Fitri Andriana, warga Gang Arjuna Barat, Dukuh Sitanggal I, Desa Sitanggal, RT 7 RW 2, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah.

Pasangan suami istri ini diketahui mengontrak di kawasan Banten selama 7 bulan terakhir.

Saat ini, kedua pelaku sudah diamankan oleh polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Kepala BIN Budi Gunawan mengatakan, pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam Jenderal Purn TNI Wiranto berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Budi memastikan hal tersebut setelah pihaknya melakukan pemantauan secara intensif terhadap seorang pelaku penyerangan, Abu Rara.

"Abu Rara sudah kita pantau beberapa kali mulai mengumpulkan pisau."

"Belum pada tahapan bom, tapi pola-pola seperti itu bisa juga dengan pisau senjata," ucap Kepala BIN Budi Gunawan di Gedung Paviliun RSPAD Gatot Subroto, Kamis (10/10/2019), sebagaimana dilansir Warta Kota.

Selain itu, Budi Gunawan meyakini bahwa jaringan Abu Rara turut menyertakan banyak kelompok teroris yang tersebar di Indonesia.

"Ini sudah pasti dari kelompok jaringan JAD, khususnya jaringan JAD Bekasi."

"Dan memang sel-sel seperti ini cukup banyak. Sehingga, kami mengimbau agar masyarakat ikut dan memantau mengawasi sel-sel seperti ini," jelasnya.

Menurut Budi Gunawan, dari awal sudah disampaikan, BIN sudah mendeteksi kelompok-kelompok JAD.

Termasuk, pelaku penusukan Wiranto bernama Syahril Alamsyah atau Abu Rara.

 

senjata yang dipakai tusuk Wiranto menjadi perbincangan (Ist)

Danjen Kopassus Resmikan Kolam Selam Tribuana, Ini Sumber Kekuatan Rahasia Kopassus

Terkuak Harta Arteria Dahlan, Anggota DPR RI yang Sebut Emil Salim Profesor Sesat di Mata Najwa

Eratkan Silaturahmi, Kawasaki Seluber Anugerah Adakan Sunmori dan Gathering Bersama Konsumen

ASYIK Beri Layanan Spesial kepada Berondong, Janda Digerebek Satpol PP: Sering Gonta-ganti Pasangan

Namun, JAD memiliki sistem sel yang masing-masing bergerak sendiri-sendiri.

Sistem ituah yang menjadi kendala aparat memantau keseluruhan pergerakan mereka.

"Karena, mereka pergerakannya sistem sel. Sel itu kan titik kecil-kecil, orang per orang," ujar dia.

Budi Gunawan mengatakan, jaringan JAD banyak tumbuh di tengah masyarakat.

Untuk itu, ia berharap masyarakat ikut mengawasi perkembangan jaringan tersebut.

Identitas Penusuk Wiranto

Satu per satu identitas penusuk Wiranto terkuak.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Jenderal Purn Wiranto ditusuk di bagian perut oleh dua pelaku, saat turun dari mobil di Alun-alun Menes, Pandeglang, Kamis Siang.

Adapun, pelaku penusukan Wiranto adalah pasangan suami istri, SA dan FA.

Mereka tinggal di kontrakan milik Usep di Desa Kampung Sawah, Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, sejak bulan Februari 2019.

Dilansir Kompas TV, Usep pemilik kontrakan mengatakan, pasangan suami istri tersebut tidak dapat menunjukkan kartu identitas.

Mereka selalu menghindar saat RT menagih.

"Sering ditanya sama RT, diminta KTP. Itu peristiwanya sebelum kejadian ini. Tapi dia enggak bisa nunjukin," ujar Usep, saat diwawancarai via telepon oleh Kompas TV, Kamis (10/10/2019).

Bisnis online dan jualan pulsa

Sementara, Ketua RT 004 RW 001, Kampung Sawah Gang Kenari, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Mulyadi mengatakan, pelaku penusukan Wiranto yang tinggal di wilayahnya mengaku bekerja di bisnis online.

Pelaku pria yang berinsial SA tersebut menjual berbagai macam barang mulai dari amdu, pakaian anak-anak, pulsa, hingga voucher travel.

"Bisnis online. Pernah bawa jualan pakaian anak-anak."

"Saya sebagai tetangga enggak punya curiga apa-apa," kata Mulyadi, Kamis (10/10/2019).

Ia bercerita bahwa SA mengontrak sejak Februari 2019.

Saat pertama kali masuk, pelaku SA membawa seorang anak perempuan yang berusia 13 tahun.

Tiga bulan setelah ngontrak, atau sekitar bulan Agustus, SA meminta izin akan menikah di Bogor.

"Dia minta izin menikah di Bogor, pas balik lagi ke sini sudah bawa istri, bercadar, (berusia) sekitar 19-20 tahunan," kata Mulyadi.

Jarang bergaul

Mulyadi pun membeberkan identitas penusuk Wiranto.

Ia mengatakan bahwa SA dan istrinya jarang bergaul dengan warga sekitar.

Mulyadi mengaku, pernah bersilaturahmi dengan SA saat pelaku pertama kali mengontrak di wilayahnya.

Saat itu dia hanya ingin menanyakan identitas kepada SA sebagai syarat untuk tinggal di wilayah tersebut.

"Interaksi dia sebagai warga baru saya datangi, terus biasa silaturahim, enggak ada apa-apa," ujar dia.

Kronologi Penusukan

Wiranto yang baru keluar dari mobil tiba-tiba ditusuk orang tidak dikenal dari arah samping kiri mobil. Usai kejadian itu Wiranto langsung dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang untuk mendapatkan pertolongan medis.

Kini Wiranto dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto.

Wiranto dipindahkan dari SRUD Berkah Pandeglang, Banten, ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Wiranto akan menjalani perawatan lebih intensif di rumah sakit TNI Angkatan Darat.

Direktur RSUD Berkah yang merawat Wiranto, Dokter Firmnasyah, menjelaskan, Wiranto mendapat dua luka tusukan dan cukup dalam.

Oleh karena itu, Wiranto akan dirujuk ke RSPAD Jakarta. 

Ia menjelaskan, ketika dibawa ke IGD RSUD Berkah, Wiranto dipangku oleh ajudan dan dalam kondisi sadar.

"Beliau mendapat dua luka di bawah perut dan ditangani RSUD dalam kondisi sadar," kata Firmasnyah kepada Kompas TV.

Firmansyah mengatakan, pihaknya langsung melakukan tindakan medis.

Menurutnya, jika luka tusuk cukup dalam, maka tindakan yang harus dilakukan bisa berupa operasi.

Oleh karena itu, Wiranto harus dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wiranto diserang kedua orang dalam kunjungan kerja di Pandeglang, Banten, pada Kamis (10/10/2019).

Dalam siaran langsung live streaming Kompas TV, reporter Audrey melakukan telewicara dengan Direktur RSUD Berkah Pandeglang, dr Firmansyah.

Firmansyah mengatakan, Wiranto, tengah dalam perjalanan ke RSPAD Gatot Subroto.

Sebelumnya, Wiranto menjalani penanganan darurat id IGD RSUD Berkah.

"Beliau sudah ditangani penanganan medik, awalnya di Klinik MMC lalu di IGD RSUD Berkah, saat ini tengah dalam perjalanan kr RSPAD Gatot Subroto," ujarnya.'

Kepada jurnalis Kompas TV, Firmansyah membeberkan luka tusukan benda tajam yang dialami oleh Wiranto dan seorang anggota prajurit pengawal Wiranto.

"Lukanya di bagian bawah perut bagian kiri, ada dua tusukan," ungkapnya.

Berikut kronologi lengkap menit demi menit penusukan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang.

Pada hari Kamis10 Oktober 2019 Pukul 11.50 Wib bertempat di Alun-alun Menes Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang telah terjadi tindak penusukan terhadap Menko Polhulam Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto dengan kronologi sebagai berikut :

1. Pukul 08.57 WIB

Menkopolkam dan rombongan tiba di Alun-alun Menes Desa Purwaraja Kec.Menes Kab. Pandeglang disambut oleh Kapolda Banten, Danrem 064/MY, Bupati Pandeglang Dandim 0601/Pdg dan Kapolres Pandeglang.

2. Pukul 09.05 WIB

Menuju Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten, Jln. Raya Labuan KM. 23 Kp. Cikaliung Desa Sindanghayu Kec. Saketi Kab. Pandeglang.

3. Pukul 09.17 WIB

Tiba di Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten, Jln. Raya Labuan KM. 23 Kp. Cikaliung Desa Sindanghayu Kec. Saketi Kab. Pandeglang selanjutnya menghadiri persemian gedung perkuliahan Universitas Mathlaul Anwar hadir dalam acara tersebut al :

a. Irjen Pol Tomsi Tohir.(Kapolda Banten).
b. Brigjen pol Drs Tomex Kurniawan.(wakapolda Banten)
c. Kolonel Inf Widiyanto (Danrem 064/MY).
d. Mayor Cpm Rukwan Hadi.S.Ag.(Dandenpom lll/4).
e. Hj.Irna Narulita SE.MM(Bupati Pandeglang).
f. AKBP. Indra Lutriyanto Amstono,SH. S.IK (Kapolres Pandeglang).
g. Letkol Inf. Denny Juwon Pranata,M.Tr. ( Han )(Dandim 0601/Pandeglang).
h. Letkol Inf Faurizal Noerdin.(Danyon 320/BP).
i. KH Irsyad Djuwaeli.(Ketua Majlis Amanah Matlaul Anwar.)
j. KH.Sadeli Karim.(Ketua Umum Matlaul anwar).
k. Syeh HasimAhmad Al goji.(Dosen Al-Azhar Kairo).
l. Para Dekan fakultas dan Dosen UNMA Banten.

4. Pukul 10.47 WIB

Menko Polhukam dan rombongan menuju Ruang transit di Gedung I Universitas Mathlaul Anwar untuk makan siang.

5. Pukul 11.00 WIB

Presma Unma Sdr. Agus Hidayat didampingi Sdr. Erik Wakil Presma Unma menemui Menkopolhukam untuk memyampaikan aspirasi.

Adapun tanggapan yang disampaikan bahwa aspirasi tersebut akan disampaikan ke presiden.

6. Pukul 11.30 WIB

Menkopolhukam meniggalkan Unma Menuju Alun-alun menes Kec. menes Kab. Pandeglang.

7. Pukul 11.50 WIB

Tiba di Alun-alun Menes.

8. Pukul 11.50 WIB

Selanjutnya dari arah belakang pelaku atas nama Syahrial Alamsyah menusuk Menkopolhukam hingga tersungkur.

Pelaku diamankan di Polsek Menes dan sedang dimintai keterangan.

9. Pukul 11.55 WIB

Menkopolhukam tiba di Klinik Menes Medical Center Kec. Menes Kab. Pandeglang untuk mendapat pertolongan.

10. Pukul 12.00 WIB

Menkopolhukam dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang Kec. Kaduhejo Kab. Pandeglang.

Cara Pelaku Dekati Wiranto

Polisi mengungkap cara pelaku penusuk Wiranto saat menjalankan aksinya. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan, pelaku berinisial SA alias Abu Rara mendekati Menkopolhukam Jenderal Purnawirawan TNI Wiranto.

Ia berpura-pura sebagai warga yang hendak bersalaman dengan pejabat.

"Ya pelaku mencoba bersalaman seperti warga bertemu pejabat," ujar Dedi Prasetyo, saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri.

SA kemudian mengeluarkan sejenis pisau kecil.

Ia lalu menusuk bagian perut Wiranto.

Seorang warga Pandeglang, Banten, Aduy melihat langsung Menkopolhukam Jenderal Purnawirawan TNI Wiranto ditusuk di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banteng, Kamis (10/10/2019).

Aduy mengatakan, awalnya pelaku laki-laki menusuk Wiranto.

Namun, Kapolsek Menes Kompol Dariyanto mencoba menghalau dan menarik pelaku.

Namun, Dariyanto malah ditusuk oleh pelaku wanita.

"Yang tusuk Wiranto laki-laki, ditarik sama Kapolsek pelakunya. Pelaku lainnya yang perempuan langsung tusuk Kapolsek," kata Aduy kepada Kompas.com di Alun-alun Menes, Kamis.

Kedua pelaku kemudian diringkus oleh petugas keamanan yang berada di sekeliling Wiranto.

Belakangan diketahui kedua pelaku berinisial SA dan FA.

Masih Sadar Saat Dibawa ke RS

 
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Kepala BIN Ungkap Alasan Abu Rara Gunakan Pisau Bukan Bom Saat Serang Wiranto, Ternyata

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkini